Akankah Terjadi "Head to Head" antara HD dan MY !

Akankah Terjadi

Foto Istimewa --

Akankah Terjadi "Head to Head" antara HD dan MY !

OGANILIR.CO-Berpisahnya H Herman Deru (HD) dengan H Mawardi Yahya (MY) pada Pemilikan Kepala daerah (Pilkada) Sumatera Selatan (Sumsel) Tahun 2024.

Membuat peta persaingan dan kekuatan para kandidat Gubernur Sumsel periode 2025 - 2030 lebih terbuka dan lebih hangat. Karena kans keterpilihan para kandidat menjadi kembali fifty-fifty. Berbeda kalau HDMY masih bersatu, diprediksi peluang mereka untuk terpilih di atas 50 persen.

Namun “Bercerainya”HD-MY  pada Pilkada 2024 yang dijadwalkan digelar 27 November 2024 nanti, juga ada positifnya karena demokrasi akan lebih hidup dan lebih berwarna. Peminat kursi orang nomor satu di Sumsel itu terlihat lebih banyak.

BACA JUGA:508 Kabupaten/Kota di Sumsel Gelar Pilkada Serentak 2024, ini Tahapannya

Kalau melihat jumlah anggota di DPRD Provinsi Sumatera Selatan yang sebanyak 75 kursi, maka secara teoritis bisa mengusung  5 pasang calon Gubernur/Wakil Gubernur. Karena satu paslon minimal di dukung 20 persen dari jumlah kursi yang ada. Artinya 15 kursi dapat mengusung satu pasangan calon (Paslon).

Semisal partai yang mendapat kursi pimpinan mencalonkan kadernya masing-masing, maka setidaknya ada 4 paslon. Yakni paslon dari Partai Golkar + rekan, paslon dari Partai Gerindra + rekan, paslon dari partai Nasdem + rekan, serta paslon dari PDIP + rekan.

Saat ini yang terlihat serius mencalonkan diri baru pasangan Ir H Mawardi Yahya dan H Harnojoyo, S.Sos yang disingkat MAHAR. Mereka mengklaim setidaknya akan diusung oleh empat Parpol. Walau keempat partai yang digadang-gadang akan mengusung mereka belum di publish secara terbuka.

BACA JUGA:Pilkada Sumsel 2024, Golkar Siapkan 5 Kader, ini Nama-Namanya

Selebihnya baru terlihat akan mencalonkan diri  melalui sosialisasi yang dilakukan, atau baru melalui pernyataan pers namun masih belum bersama pasangan. Mereka adalah H Herman Deru, SH, MM, Dr Ir H Heri Amalindo, MM, Ir H Eddy Santana Putra, MT, dan Dr H Joncik Muhammad.  Sedangkan sejumlah nama lainnya seperti Agung Sampurna, Bobby Adityo Rizaldi, Anita Noeringhati, dan Tantowi Yahya dari Partai Golkar. Kemudian H Fauzi Amro dari Nasdem, dan yang lainnya seperti Popo Ali, M Rido Yahya, sebatas hanya disebut-sebut. Belum ada pernyataan resmi dari mulut mereka.

Menurut kebiasaan, para petinggi partai di pusat, untuk mengusung seorang calon, tidaklah gampang. Mereka akan melihat dan mengkaji dengan cermat mengenai popularitas calon, elektabilitas, dan juga tentu "isi tas" sang kandidat. Jarang ada partai yang mendukung hanya karena faktor nekad si kandidat.

Karena itu bila Parpol tidak menemukan kandidat yang mempunyai daya saing untuk terpilih. Maka Parpol tersebut akan melirik kandidat lain, dan menyodorkan untuk kandidat wakil saja. Dan bila itu pun tidak berhasil, maka mereka mencari konsesi-konsesi lain yang paling mungkin. Sangat jarang ada Parpol yang mau zonk. 

BACA JUGA:Ini Dia Besaran Anggaran Hibah Pilkada 2024 Ogan Ilir

Kalau melihat peta persaingan di internal Partai Gerindra, kemungkinan besar Mawardi Yahya yang akan direstui DPP Gerindra/Prabowo Subianto. Sebagai ketua Tim Kemenangan Daerah (TKD) Prabowo Gibran di Sumsel,  Mawardi terlihat lebih "berkeringat"  dalam memperjuangkan Pasangan Prabowo - Gibran, dan juga dalam ikut meningkatkan kursi Gerindra di Sumsel. Apalagi di DPP Gerindra, Mawardi menempati unsur Dewan Pembina.

Sumber: