Gunung Semeru Erupsi, Status Siaga

Gunung Semeru Erupsi, Status Siaga

Gunung Semeru mengalami erupsi, Rabu 3 Juli 2024 pagi.--

Gunung Semeru Erupsi, Status Siaga 

LUMAJANG, oganilir.co - Erupsi kembali terjadi pada Gunung Semeru. Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur ini mengalami erupsi disertai letusan dan abu vulkanik setinggi 700 meter di atas puncak pada Rabu 3 Juli 2024 pukul 09.51 WIB.

"Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang.

Gunung memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu tercatat erupsi sebanyak lima kali pada Rabu yakni pukul 07.01 WIB, 08.05 WIB, 08.16 WIB, 08.31 WIB, dan 08.41 WIB. Namun visual letusan tidak teramati, karena tertutup kabut.

BACA JUGA:Gunung Ibu Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik 600 Meter

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan mengatakan bahwa Gunung Semeru mengalami peningkatan kejadian erupsi dan guguran lava yang sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan terjadinya awan panas selama periode 23-30 Juni 2024.

"Aktivitas Gunung Semeru pada periode itu memperlihatkan aktivitas erupsi, awan panas, dan guguran lava masih terjadi, namun secara visual jarang teramati karena cuaca berkabut," tuturnya.

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga akhir Juni 2024, tingkat aktivitas Gunung Semeru tetap pada level III atau siaga dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan ancaman bahaya terkini.

Pihaknya memberikan rekomendasi agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).

BACA JUGA:Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Masyarakat Diminta Waspada

Kemudian, di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sumber: