Tolak Wacana Menkes Mendatangkan Dokter Asing, Dekan FK Unair Dipecat

Tolak Wacana Menkes Mendatangkan Dokter Asing, Dekan FK Unair Dipecat

Budi Santoso. foto: istimewa--

Tolak Wacana Menkes Mendatangkan Dokter Asing, Dekan FK Unair Dipecat

SURABAYA, oganilir.co - Tindakan penolakan mendatangkan dokter asing yang dilakukan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr dr Budi Santoso seperti diwacanakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, harus dibayar mahal.

Dekan FK Unair Budi Santoso dipecat dari jabatannya. Tindakan itu dilakukan sebagai respons rektorat setelah Prof Budi Santoso berkomentar terkait penolakan wacana Menkes Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Prof Budi menyampaikan surat keputusan terkait pemberhentian terhadap dirinya itu turun pada pukul 15.00 WIB, Rabu 3 Juli 2024.

“Saya pagi tadi, sekitar jam sepuluh diberi tahu (terkait pemberhentian). Kemudian saya pamitan karena SK-nya saya terima tadi sekitar pukul 15.00 WIB,” kata Prof Budi saat dikonfirmasi, Rabu (3/7) malam. Prof Budi mengungkapkan sebelum diberhentikan dirinya sempat dipanggil oleh Rektor Universitas Airlangga Prof Mohammad Nasih terkait pernyataanya yang tidak setuju dengan dokter asing. “Prosesnya saya Senin (kemarin) dipanggil terkait dengan statement tidak setuju dengan dokter asing. Terus akhirnya hari Rabu keluar SK-nya,” ujarnya.

BACA JUGA:Pasutri Kecelakaan Moge di Pasuruan Dokter Ortopedi di RSUD Grati

Sebelumnya, Prof Budi Santoso menyatakan penolakan wacana Menteri Kesehatan mendatangkan dokter asing. “Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," kata Budi di Kampus Unair A, Kamis (27/6).

Dia menilai, 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas, bahkan kualitasnya diyakini tidak kalah dengan dokter-dokter asing.

“Saya pikir semua dokter di Indonesia tidak rela kalau dokter asing bekerja di sini, karena kita mampu untuk memenuhi dan kita mampu menjadi dokter tuan rumah sendiri," tuturnya.

Menurutnya banyak RS vertikal di kota-kota besar di Indonesia. Di mana banyak dokter spesialis yang berkompeten dan tidak kalah baik dengan yang ada di luar negeri. "Agak aneh. Ada Denpasar RS Sanglah, RS Wahidin Makassar di kota besar, Jogja, Bandung, Semarang. Masak mereka kekurangan dokter spesialis? Kami tidak setuju dengan dokter asing," ucapnya.

BACA JUGA:Kasus Dokter Cabuli Istri Pasien di Palembang Berakhir Damai, ini Nilainya

Pihaknya juga berupaya menyampaikan ke Kemenkes terkait kualitas dan jumlah dokter yang ada di Tanah Air mencukupi sehingga tidak perlu mendatangkan dokter asing. (mcr23/jpnn/dom)

 

Sumber: