Mendadak Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Termasuk di Indonesia, Akibat Penjajahan Masih Terasa Hingga Kini

Mendadak Belanda Minta Maaf atas Perbudakan Termasuk di Indonesia, Akibat Penjajahan Masih Terasa Hingga Kini

PM Rutte berbicara dengan tamu undangan yang hadir. (foto: ap photo/ peter dejong)--

BACA JUGA:Fenomena Solstis Besok, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang, Soal Imbauan Tidak Keluar Rumah 21 Desember 2022

"Dibutuhkan dua orang untuk melakukannya supaya permintaan maaf bisa diterima," kata Roy Kaikusi Groenberg dari Yayasan Kehormatan dan Pemulihan, sebuah organisasi Afro-Suriname Belanda.

Dia merasa ada kesalahan, jika para aktivis yang merupakan keturunan budak sudah berjuang selama bertahun-tahun untuk mengubah diskusi nasional, tetapi tidak diajak berkonsultasi secara memadai.

Perdana Menteri Aruba, Evelyn Wever-Croes, mengatakan permintaan maaf disambut baik dan merupakan "titik balik dalam sejarah di dalam Kerajaan."

Namun, muncul pula kritik.

BACA JUGA:Fenomena Solstis Besok, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang, Soal Imbauan Tidak Keluar Rumah 21 Desember 2022

Apa yang benar-benar hilang dari pidato [maaf] ini adalah tanggung jawab dan pertanggungjawaban," kata Armand Zunder, ketua Komisi Reparasi Nasional Suriname, meski pun dia juga mengakuinya sebagai "langkah maju".

"Jika Anda menyadari kejahatan terhadap kemanusiaan telah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah Anda mengatakan 'saya bertanggung jawab untuk itu, kami bertanggung jawab untuk itu' .... saya memang berbicara tentang reparasi (ganti rugi)."

BACA JUGA:Fenomena Solstis Besok, BMKG Minta Masyarakat Tetap Tenang, Soal Imbauan Tidak Keluar Rumah 21 Desember 2022

PM Rutte mengesampingkan uang ganti rugi pada konferensi pers pekan lalu, meski pemerintah Belanda menyiapkan dana pendidikan 200 juta euro. (fin)

 

Sumber: