Dihantam Proyektil, Kapal Tanker Yunani Terbakar di Laut Yaman

Dihantam Proyektil, Kapal Tanker Yunani Terbakar di Laut Yaman

Ilustrasi.--

SANAA, oganilir.co - Pejuang Houthi yang menguasai perairan Yaman terus melakukan serangan terhadap kapal yang melintas di wilayahnya. 

Terbaru, sebuah kapal tanker minyak berbendera Yunani dihantam tiga proyektil dalam serangan terbaru di lepas pantai Yaman. Tak ayal, serangan itu memicu kebakaran pada kapal dan menyebabkan kapal kehilangan tenaga mesin hingga terombang-ambing di lautan.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (22/8/2024), otoritas Athena mengidentifikasi kapal tersebut sebagai kapal tanker minyak Sounion yang berbendera Yunani. Menteri Urusan Maritim Christos Stylianides mengecam serangan itu sebagai "ancaman serius" terhadap pelayaran internasional.

Badan Keamanan Maritim Inggris, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO), yang dikelola oleh Angkatan Laut Inggris melaporkan bahwa kapal tanker itu "dihantam oleh dua proyektil tak teridentifikasi sebelum dihantam oleh proyektil ketiga.

BACA JUGA:Jembatan Runtuh, Kapal Satpolairud Polres Muba Sigap Bantu Seberangkan Warga dan Pelajar

Serangan itu disebut terjadi di perairan berjarak 77 mil laut atau 142 kilometer dari kota pelabuhan Hodeidah, yang dikuasai pemberontak Houthi di Yaman, pada Rabu (21/8) pagi waktu setempat.

Laporan UKMTO melaporkan para awak kapal awalnya terlibat baku tembak dengan dua kapal kecil -- satu kapal membawa 3-5 orang dan satu kapal lainnya membawa 10 orang di dalamnya.

Kapal tanker itu, menurut UKMTO, lantas melaporkan serangan baru yang memicu kebakaran dan membuat kapal kehilangan tenaga mesin serta kemampuan bermanuver.

"Ada kebakaran pada kapal dan kapal kehilangan tenaga mesin," sebut UKMTO dalam laporannya. "Kapal tersebut kini hanyut dan tidak berada di bawah komando," imbuh laporan UKMTO itu.

Baik UKMTO maupun otoritas pelabuhan Yunani mengatakan tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut. Juru bicara otoritas pelabuhan menyebut kapal tanker Sounion membawa 25 awak, yang terdiri atas dua warga Rusia dan sisanya warga Filipina.

BACA JUGA:Kapal Pesiar Mewah Tenggelam, Bos Teknologi Inggris Tewas

"Mengecam serangan tersebut, yang merupakan pelanggaran secara terang-terangan terhadap hukum internasional dan ancaman serius terhadap keamanan pelayaran internasional," tegas Stylianides dalam pernyataannya.

"Tindakan seperti itu membahayakan nyawa para pelaut dan mengganggu pergerakan bebas barang-barang di sepanjang jalur laut penting," imbuhnya.

Sumber maritim setempat mengatakan kepada Reuters bahwa kapal tersebut diperkirakan dapat berlayar "dengan mengandalkan kemampuannya sendiri".

Sumber: