Perayaan Natal Diperingati Setiap 25 Desember, ini Sejarahnya
Gereja Santo Yoseph Palembang. foto: jpnn.com--
Penetapan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus menciptakan penghubung antara tradisi Kristen dan festival-festival pagan kuno. Hal ini mengarah pada penyebaran luas perayaan Natal di seluruh dunia.
2. Penetapan Natal Pertama oleh Kaisar Romawi
Menurut catatan History, tanggal 25 Desember pertama kali disebut secara resmi sebagai hari libur untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus pada tahun 336 Masehi. Penetapan ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Konstantinus, yang merupakan Kaisar Romawi Kristen pertama.
Sebelum era Kristen, Kaisar Romawi Aurelius sudah menggelar perayaan Dies Natalis Solis Invicti atau Kelahiran Sang Matahari Yang Tak Terkalahkan pada tahun 274 Masehi. Perayaan ini dirayakan setiap tanggal 25 Desember, meskipun kadang juga dilaksanakan pada bulan Oktober.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Nail Art untuk Tampil Cantik di Hari Spesial Natal
Perayaan Sol Invictus adalah festival pagan yang menghormati dewa matahari, yang diadakan untuk merayakan kemenangan matahari atas kegelapan. Festival ini sangat populer di kalangan masyarakat Romawi kuno dan memiliki pengaruh besar pada perayaan Natal yang kemudian ditetapkan oleh gereja.
Setelah Konstantinus memeluk agama Kristen, ia memutuskan untuk menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, menggantikan perayaan pagan tersebut. Keputusan ini menjadi langkah penting dalam penyebaran agama Kristen di seluruh Kekaisaran Romawi.
Dengan demikian, perayaan Natal pada tanggal 25 Desember tidak hanya berkaitan dengan kelahiran Yesus, tetapi juga dipengaruhi oleh tradisi perayaan pagan yang lebih dulu ada. Proses ini menunjukkan bagaimana agama Kristen menyerap dan mengadaptasi berbagai kebiasaan dari budaya Romawi kuno.
BACA JUGA:Umat Kristen GPIN Rayakan Natal di Muba
3. Pengaruh Festival-festival Pagan Romawi Kuno
Ketika pejabat gereja menetapkan tanggal 25 Desember pada akhir abad ketiga, mereka kemungkinan besar ingin agar tanggal tersebut bertepatan dengan festival pagan yang sudah ada. Festival Saturnalia untuk menghormati Saturnus dan festival Mithra untuk menghormati dewa cahaya Persia menjadi alasan pemilihan tanggal ini.
Tujuannya adalah agar lebih mudah meyakinkan penyembah berhala di Roma untuk menerima Kekristenan sebagai agama resmi kekaisaran. Dengan mengganti perayaan pagan dengan perayaan Natal, gereja Kristen berusaha untuk menyatukan kedua tradisi tersebut.
Sebelum menjadi perayaan Natal, tanggal 25 Desember sudah diperingati dalam kebudayaan Romawi kuno sebagai "Sol Invictus" atau Hari Matahari yang Tak Terkalahkan. Festival ini merayakan titik balik matahari musim dingin, saat hari mulai lebih panjang, menandakan kembalinya cahaya.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Tukar Kado Natal dan Tahun Baru yang Unik dan Berkesan
Para pemimpin gereja Kristen memilih tanggal ini untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, yang dikenal sebagai "Terang Dunia". Pilihan ini memberikan makna simbolis bahwa Yesus datang membawa harapan baru bagi umat manusia.
Sumber: