80 Ton Minyak Goreng Curah Raib di Wilayah PALI, Diduga Distribusi Fiktif Temuan Disdagprin dan Polres PALI

80 Ton Minyak Goreng Curah Raib di Wilayah PALI, Diduga Distribusi Fiktif Temuan Disdagprin dan Polres PALI

80 ton minyak goreng curah raib di wilayah PALI. Diduga distribusi fiktif, temuan Disdagprin dan Polres PALI. foto: ilustrasi/jpg/oganilir.co.--

Tapi di pedagang harganya sudah menjadi Rp17.000/liter.

Agen kesulitan untuk menjual atau menghabiskan migor curah stok mereka. 

Karena banyak yang enggan untuk membelinya. Pembeli malah memilih minyak goreng kemasan yang harganya lebih murah.

Staf Perdagangan, Okta menambahkan untuk penyaluran dan pengaturan dari pusat atau ada terdata dalam website Simirah Kemenperin.go.id. 

“Kalau OKU dikirim berarti OKU terdata dalam aplikasi tersebut,” ujarnya. Hanya ada dua distributor di OKU.

Kepala  Disdagprin Muratara, Susyanto Tunut menuturkan, jajarannya akan melakukan monitoring ke pasar dan pedagang besar untuk antisipasi adanya penimbunan,” ungkapnya. 

Namun tidak ada distributor maupun agen migor di Muratara.

“Hanya ada pengecer migor curah,” timpalnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM (Disperindagkop) Ogan Ilir, Tapip menyebut, banyak pemasok ke agen migor di Indralaya.

“Tapi kita hanya bisa pantau penyalurannya dari produsen ke agen lewat aplikasi Simirah,” tukasnya.  

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman melalui Kasat Reskrim, AKP Regan didampingi Kanit Pidsus, Ipda Surya telah melakukan anev dan monitoring. 

“Alhamdulillah di tempat kita ada,” katanya.

Namun, pedagang mengelih, migor curah sedikit pembelinya. 

“Biasanya saya bisa jual 150-200 liter, sekarang cuma bisa jual 30-40 liter per hari,” sebutnya.

Kabid Pengendalian Barang Pokok dan Penting  Lubuk Linggau, Arwandi Andang mengatakan distribusi memang pakai aplikasi Simirah.  

Sumber: