Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Ekonomi Dunia Terguncang

Selat Hormuz. Foto: DW (News)--
oganilir.co - Peperangan antara Iran dan Israel masih terjadi. Dua negara saling meluncurkan rudal dan drone untuk menghancurkan titik pertahanan.
Saat perang berkecamuk, Iran mengancam menutup Selat Hormuz sebagai respons terhadap serangan Israel. Hal ini disampaikan Komandan Garda Revolusi Iran Sardar Esmail Kowsari.
"Selat Hormuz sedang dipertimbangkan (ditutup). Iran akan membuat keputusan terbaik dengan tekad. Tangan kami terbuka lebar untuk menghukum musuh, dan respons militer hanyalah sebagian dari respons kami secara keseluruhan," kata Kowsari, dikutip dari Euronews, Senin (16/6/2025).
Ya, Selat Hormuz merupakan jalur strategis dan vital di dunia. Jika Iran jadi menutup selat Hormuz maka akan memicu risiko besar bagi dunia.
BACA JUGA:Iran Jadi Negara Pertama di Dunia Berhasil Tembak Jatuh Jet Siluman F-35 Milik Israel
Melansir Euronews, menurut pakar intelijen dan keamanan Claude Moniquet ada empat dampak yang akan terjadi jika jalur perdagangan tersebut diblokir Iran.
Pertama, pasokan berkurang dan harga minyak dunia akan melonjak tajam. Selat Hormuz menjadi jalur distribusi 20 persen minyak di dunia, terutama di Eropa. Kawasan itu banyak mengimpor minyak dan gas alam cair (LNG) dari negara-negara seperti, Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab, yang sebagian besarnya melewati Selat tersebut.
Kedua, guncangan hebat pada ekonomi dunia. Harga minyak yang meningkat akan berdampak pada angka inflasi. Kenaikan harga dan pasokan yang menurun akibat tersendatnya jalur perdagangan, akan mengganggu jalannya berbagai industri.
Sektor manufaktur, transportasi, dan pertanian akan sangat rentan. Reaksi pasar dan volatilitas di bursa saham Eropa dapat menjadi efek berantai.
BACA JUGA:Iran Luncurkan Rudal Haj Qassem, Iron Dome-THAAD Kalah Cepat?
Ketiga, terjadi peningkatan tensi perang. Blokade dapat memicu konfrontasi militer yang melibatkan AS, angkatan laut Uni Eropa, dan negara-negara Teluk, yang berisiko memicu perang regional yang lebih luas.
Keempat, mandeknya perdagangan global dan naiknya biaya transportasi. Selat Hormuz merupakan rute utama untuk pengiriman global. Gangguan dapat menunda impor bahan baku, elektronik, dan barang-barang konsumen Eropa, yang mempengaruhi rantai pasokan. Premi asuransi untuk pengiriman dapat melonjak, sehingga meningkatkan biaya bagi bisnis dan konsumen Eropa. (detik.com/dri)
Sumber: