Kaisar Jepang dan Permaisuri Masako Kunjungi Museum Nasional

Kaisar Jepang dan Permaisuri Masako Kunjungi Museum Nasional

Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako melihat Prasasti Tugu di Museum Nasional. foto: dok kemendikbudristek--

Prasasti ini ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu. Saat ini lokasi penemuan masuk ke dalam wilayah Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Prasasti Tugu ditulis dalam aksara Pallawa awal berbahasa Sanskerta dalam bentuk sloka. Aksara dipahat melingkari permukaan batu yang berbentuk bulat telur. 

Prasasti Tugu berisi mengenai dua sungai (kanal) yaitu Candrabh?ga dan Gomati. Sungai (kanal) Candrabh?ga telah digali terlebih dahulu, airnya mengalir sampai ke laut dan melewati istana kerajaan P?r?awarman.

Selanjutnya, P?r?awarman memerintahkan penggalian sungai (kanal) sepanjang 6.122 tumbak (±12 km) bernama Gomati. Penggalian Sungai (kanal) Gomati ini dilakukan pada tahun ke-22 dari masa pemerintahan P?r?awarman dan selesai dalam tempo 21 hari.

Selanjutnya, P?r?awarman memerintahkan penggalian sungai (kanal) sepanjang 6.122 tumbak (±12 km) bernama Gomati. Penggalian Sungai (kanal) Gomati ini dilakukan pada tahun ke-22 dari masa pemerintahan P?r?awarman dan selesai dalam tempo 21 hari.

BACA JUGA:Jungkir Balik, Leo/Daniel Pulangkan Ganda Jepang

Sejarah Arca Prajnaparamita

Arca batu berukuran 1,26 m yang sangat indah ini menggambarkan seorang dewi ilmu pengetahuan/dewi kebijaksanaan tertinggi dalam agama Buddha Mahayana. Ditemukan oleh seorang Asisten Residen di Malang bernama D. Monnerau pada 1818 di antara reruntuhan Candi Wayang (Candi Putri) kompleks percandian Singhasari, Malang, Jawa Timur.

Bentuk dan gaya arca ini memperlihatkan gaya seni Singhasari dari abad ke-13 Masehi. Masa Singhasari menghasilkan karya seni pahat yang halus dan ketelitian tinggi.

Arca Prajñaparamita ini digambarkan duduk di atas lapik teratai (padma). Kedua tangan di depan dada bersikap dharmacakramudra (memutar roda dharma).

 

Sumber: