Umat Muslim China Salat Ied di Masjid Niujie Beijing, Pelajar Indonesia Ikut Bergabung

Umat Muslim China Salat Ied di Masjid Niujie Beijing, Pelajar Indonesia Ikut Bergabung

Umat muslim di Beijing, China melaksanakan Salat Ied Iduladha 1444 H di Masjid Niujie, Beijing, Kamiis 29 Juni 2023. foto: antara--

BACA JUGA:Salat Ied di Masjid Agung Palembang, Jembatan Ampera Ditutup, Catat Waktunya

Sekelompok imam yang berjubah putih dengan serban warna senada sudah berbaris di sebelah menara utara. Sesaat kemudian mereka berjalan beriringan menuju bangunan utama masjid menapaki karpet merah yang . Sekitar seribu anggota jamaah memadati bangunan utama masjid, serambi, lorong, dan halaman tengah sejak satu setengah jam yang lalu.

Salah satu di antara imam tersebut, memberikan tausiah tentang hikmah Iduladha dengan menggunakan bahasa Mandarin yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Salat eId yang menjadi ritual utama rangkaian Iduladha digelar pada pukul 09.30 waktu setempat (08.30 WIB) dipimpin seorang imam lainnya. Disusul kemudian dengan pembacaan khutbah Iduladha dalam bahasa Arab yang berlangsung sekitar 20 menit.

Dari segi jumlah, jamaah shalat Idulfitri di Masjid Niujie sudah setara bahkan mungkin melebihi situasi sebelum pandemi COVID-19. Pada Iduladha tahun 2021, masjid yang mampu menampung sekitar 1.000 orang tersebut menggelar salat Id dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, bahkan setiap jemaah wajib menunjukkan hasil negatif tes usap (PCR). Namun pada Iduladha tahun 2022, shalat Id di masjid tersebut ditiadakan. Sama halnya dengan di masjid-masjid di Beijing lainnya karena pada saat itu otoritas setempat mengunci akses (lockdown) di berbagai kawasan.

Bahkan sejak Januari hingga menjelang Kongres Nasional Ke-20 Partai Komunis China (CPC) pada Oktober 2022, otoritas kesehatan di Kota Beijing beberapa kali memberlakukan lockdown sehingga pergerakan masyarakat pun sangat terbatas.

BACA JUGA:Warga Muhammadiyah Salat Ied, Jl Kolonel H Barlian Macet Panjang

Nah, baru pada Kamis pagi itulah Masjid Niujie kembali didatangi jamaah dalam jumlah yang masif seperti pada era sebelum pandemi COVID-19. Apalagi sejak kepemimpinan CPC yang baru telah menurunkan level prokes antipandemi sehingga memudahkan jamaah untuk melaksanakan shalat sunah muakadah tersebut meskipun dengan level pengamanan yang lebih ketat dibandingkan sebelum pandemi.

Apalagi sejak kepemimpinan CPC yang baru telah menurunkan level prokes antipandemi sehingga memudahkan jamaah untuk melaksanakan shalat sunah muakadah tersebut meskipun dengan level pengamanan yang lebih ketat dibandingkan sebelum pandemi.

Perbedaan yang sangat mencolok di Niujie adalah ditiadakannya pemotongan hewan kurban sebagai bagian dari tradisi yang melekat di kalangan umat Islam China. Pada era sebelum pandemi, ratusan kambing dan sapi yang hendak dipotong secara massal di halaman belakang menjadi daya tarik tersendiri bagi jemaah salat Iduladha di Masjid Niujie.

Faktor kesehatan hewan ternak yang menjadi prioritas utama otoritas China disebut-sebut sebagai alasan ditiadakannya tradisi potong hewan kurban secara massal dalam beberapa tahun terakhir. Tak ada daging kurban, tak ada pula santap bersama di masjid itulah yang menjadikan semua restoran dan penjual makanan di Jalan Niujie makin disibukkan oleh para pembeli yang berjubel pada Kamis pagi hingga siang itu. (ant/dil/jpnn)

 

Sumber: