Ini 3 Fakta Pidato Presiden Palestina Membuat Jerman-Israel Marah
Mahmoud Abbas. foto: Alla Badarneh/EPA--
“Inilah wajah sebenarnya dari ‘kepemimpinan’ Palestina,” kata Erdan, dilansir BBC. “Sama seperti Abbas yang menyalahkan orang-orang Yahudi atas Holocaust, dia juga menyalahkan orang-orang Yahudi atas semua masalah di Timur Tengah.” “Dunia harus sadar dan meminta pertanggungjawaban Abbas dan Otoritas Palestina atas kebencian yang mereka keluarkan dan pertumpahan darah yang diakibatkannya. Tidak boleh ada toleransi terhadap hasutan dan teror Palestina!”
BACA JUGA:Kalah Menang Sama Saudara, Momen Kapten Timnas U-17 Palestina Cium Lambang Garuda
Tak hanya Jerman dan Palestina yang mengecam pidato Mahmoud Abbas, Uni Eropa juga mengecam pidato tersebut, yang digambarkan sebagai pidato yang “salah dan sangat menyesatkan”.
Dalam sebuah pernyataan, mereka mengatakan: "Distorsi sejarah seperti itu bersifat menghasut, sangat menyinggung, hanya akan memperburuk ketegangan di kawasan dan tidak menguntungkan kepentingan siapa pun. Hal ini menguntungkan pihak-pihak yang tidak menginginkan solusi dua negara." yang telah berulang kali didukung oleh Presiden Abbas." “Selain itu, mereka meremehkan Holocaust dan dengan demikian memicu antisemitisme dan merupakan penghinaan terhadap jutaan korban Holocaust dan keluarga mereka.”
Pidatonya di hadapan Dewan Revolusi Fatah disampaikan bulan lalu dan kemudian disiarkan di TV Palestina. Pernyataannya kemudian diterjemahkan dan dipublikasikan oleh Middle East Media Research Institute pada Rabu. Terjemahannya telah diverifikasi oleh BBC News.
Berikut adalah 3 alasan kemarahan Jerman dan Israel atas pidato Abbas.
BACA JUGA:Indonesia U-17 Atasi Palestina 2-0, Songsong Laga Puncak Kontra Malaysia, Pasti Seru!
1. Hitler Membunuh Orang Yahudi karena Peran Sosial
"Mereka mengatakan bahwa Hitler membunuh orang-orang Yahudi karena mereka Yahudi, dan bahwa Eropa membenci orang-orang Yahudi karena mereka Yahudi. Tidak. Dijelaskan dengan jelas bahwa mereka memerangi mereka karena peran sosial mereka dan bukan agama mereka," kata Abbas.
Sumber: