Simak! 5 Kebiasaan Orang dengan Kecerdasan Emosional yang Tinggi, Apa Saja?
Kebiasaan Orang dengan Kecerdasan Emosional yang Tinggi--
oganilir.co - Ada beberapa kebiasaan yang bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki kecerdasan emosional tinggi. Dikutip dari Psychology Today, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi diri sendiri, sekaligus memahami emosi orang lain.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Peter Salovey dan John D. Mayer pada awal 1990-an, lalu dipopulerkan ke masyarakat luas oleh Daniel Goleman. Lantas, apa saja kebiasaan yang dimiliki orang dengan kecerdasan emosional tinggi?
Kebiasaan orang dengan kecerdasan emosional tinggi Dikutip dari Parade, berikut beberapa kebiasaan yang menunjukkan orang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi:
1. Pengaturan diri
Salah satu tanda utama kecerdasan emosional tinggi adalah kemampuan mengendalikan diri. Kebiasaan ini begitu melekat sehingga tetap dilakukan meski dalam situasi yang penuh tekanan.
Bahkan ketika dihadapkan pada tuntutan untuk beradaptasi cepat di tempat kerja, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi mampu menjaga ketenangan. Hal ini menjadi kekuatan bagi seseorang untuk menghadapi berbagai perubahan.
“Mereka mengelola pikiran dan perasaan dengan baik, selaras antara pikiran dan tubuh,” kata Tara Lindahl, seorang psikolog di Mindpath Health. “Emosi dirasakan pada saat itu, lalu dilepaskan tanpa menekannya," tambahnya.
2. Komunikasi efektif
Menurut Lindahl, orang dengan kecerdasan emosional tinggi tahu cara membaca situasi dan menyesuaikan kata-kata serta tindakan agar tepat sasaran. Mereka peka terhadap isyarat nonverbal, seperti bahasa tubuh. Kemampuan ini dimanfaatkan untuk meredakan ketegangan, termasuk dalam perselisihan keuangan dengan pasangan. “Mereka sadar akan emosi sendiri maupun orang lain, lalu mengarahkan percakapan sulit dengan fakta, bukan hanya perasaan,” jelas Lindahl.
3. Pekerjaan yang bermakna
Orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi sering memilih pekerjaan yang memberi arti bagi diri mereka, baik sebagai sukarelawan maupun mengerjakan proyek yang disukai. “Pengaturan emosi memerlukan rasa pencapaian dan penguasaan,” kata Kristin Daley, pendiri BASE Cognitive Behavioral di Charlotte, Carolina Utara. “Banyak orang menemukannya dalam pekerjaan, entah berbayar atau tidak," tambahnya. Bagi sebagian, rasa penguasaan diperoleh dari mempelajari keterampilan baru.
Ada juga yang mendapatkannya dari keberhasilan yang sudah dicapai di pekerjaan yang sedang dijalani.
4. Menetapkan batasan
Orang dengan kecerdasan emosional tinggi tidak selalu menyetujui semua permintaan. Mereka paham batas kemampuan dan membuat batasan untuk menjaga ketenangan batin. “Batas tersebut terus dipantau untuk mengetahui kapan mereka masih memiliki kendali emosi dan kapan harus mundur,” ujar Marty A. Cooper, profesor madya di SUNY Old Westbury. Kebiasaan ini membantu mereka menghindari kelelahan emosional dan tetap mampu mengelola situasi secara efektif.
5. Menerima kritik membangun
Mereka yang memiliki kecerdasan emosional tinggi cenderung tenang saat menerima kritik. Kesadaran diri membuatnya merespons dengan profesional. “Mereka mengakui kelemahan dan memandang kritik sebagai panduan untuk berkembang,” kata Lindahl. “Kritik dianggap sebagai peluang perbaikan, bukan serangan pribadi,” tambahnya.
Sumber:

