Mangku Wayan, tokoh masyarakat di Kecamatan Nibung menuturkan, perayaan Nyepi yang dilaksanakan umat Hindu setiap tahunnya, merupakan hari penyucian dewa-dewa yang membawa intisari amerta. Nyepi berasal dari kata sunyi, senyap.
"Warga yang merayakan Nyepi tidak boleh menyalakan api, semua aktivitas dihentikan. Dan warga yang Nyepi hanya boleh berdiam di dalam rumah," kata Wayan.
Dia mengatakan tujuan utama Nyepi, untuk memohon kehadirat Tuhan Yang Maha Esa agar menyucikan alam manusia dan alam semesta. Sebelum melaksanakan Nyepi, umat Hindu harus melalui beberapa rangkaian ritual, seperti melasti/tawur agung dan upacara buta Yadnya.
BACA JUGA:Tembak Bule Turki di Bali, 3 WNA Meksiko Ditangkap Tim Bareskrim Polri
"Kita berdoa bersama-sama kepada Tuhan supaya, segala kotoran, bala mara bahaya sirna," ucapnya. Selanjutnya, warga umat agama hindu melanjutkan ritual mecaru di ikuti dengan upacara pengrerupukan (menyebar nasi tawur, red), membawa ogoh-ogoh perwujudan buta kala, lalu membakarnya bersama-sama.
"Hari ini (kemarin) semua umat agama Hindu melaksanakan Nyepi yang terdiri dari Amati Geni (tidak ada api), amati karya (tidak ada kerja), dan mati lelanguan tidak mendengarkan hiburan. Aktivitasnya di dalam rumah saja," pungkasnya.