
Sesuai tema Hari AID Sedunia ini, equalize atau kesetaraan dalam mendapatkan akses dan fasilitas pelayanan kesehatan.
“Untuk penderita HIV itu terus kita motivasi dalam pengobatan khusus, agar mereka terus berobat dan selalu menjaga imunitas tubuh,” bebernya.
Sementara, Kepala Dinkes Lahat, Taufiq M Putra SKM MM melalui Aiwa Marlina SKM MM mengatakan, di kabupaten itu ada 13 penderita HIV/AIDS. Butuh perhatian serius.
“Bukan hanya HIV/AIDS yang diskrining, tapi juga penyakit kelamin lain dan hepatitis,” ungkapnya.
Jumlah penderita berkurang dari tahun sebelumnya. Sebelumnya ada 14, namun meninggal 1 orang. “Mayoritas perempuan, karena seks bebas. Lalu ada juga karena tertular oleh suami,” tambahnya.
Kepala Puskesmas Jarai, dr Ica MKes, mengatakan, bila ditemukan orang yang terinfeksi, akan langsung dilaporkan ke Dinkes.
BACA JUGA:Posisi Duduk Jongkok, Kakek Mr X Ditemukan Tidak Bernyawa
Di Muara Enim, tercatat ada 21 penderita HIV/AIDS. Sebagian besar terjadi karena perilaku hubungan seks bebas dan seks yang menyimpang.
“Jumlahnya fluktuatif, ada karena meninggal dunia, perpindahan domisili atau juga yang penderita baru,” ujarnya.
Diakui dr Ica, sebagian besar disebabkan oleh hubungan seks bebas atau perilaku seks menyimpang, dalam hal ini gay.
“Penderita itu sebagian besar pekerja seks komersial (PSK),” tuturnya.
Mereka yang terinfeksi, harus rutin minum obat ARV (Antiretroviral). Tidak boleh lupa sehari pun.
“Apabila sampai ke fase AIDS maka itu sudah sulit untuk ditangani, biasanya itu bisa meninggal dunia,” ulasnya.
Kepala Dinkes Lubuklinggau, Erwin Ermeidi mengatakan sejak 2019 lalu ada 27 kasus HIV/AIDS di Lubuklinggau.