Belum Ada Obat, Sudah Banyak Tertular HIV/AIDS di Sumsel, Pelaku Berganti Pasangan dan Hubungan Sesama Jenis

Belum Ada Obat, Sudah Banyak Tertular HIV/AIDS di Sumsel, Pelaku Berganti Pasangan dan Hubungan Sesama Jenis

Belum ada obat sudah banyak tertular HIV/AIDS di Sumsel. Pelaku berganti pasangan dan hubungan sesama jenis. foto: grafis koransumeks/oganilir.co--

SUMSEL, OGANILIR.CO  – Bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA), hari ini, 1 Desember mungkin jadi penuh makna. Mengenang masa lalu, hingga akhirnya terinfeksi virus yang belum juga ada obatnya. 

Berusaha bertahan hidup, mendapat perlakuan tak menyenangkan karena penyakit ini dianggap “kutukan”.

Perjuangan hidup ini diceritakan MN (43). Warga Palembang ini sebenarnya enggan untuk mengungkit masa lalunya. 

Kisah kelam yang berujung penyesalan. Dia didiagnosa dokter menjadi salah seorang ODHA pada awal tahun 2000.

BACA JUGA:Babak Pertama: Messi Gagal Penalti, Polandia vs Argentina Imbang 0-0, Begitu Juga Arab Saudi vs Meksiko

Seketika, kehidupannya berubah 180 derajat. Selama ini terkenal periang dan memiliki ruang pergaulan luas. Mendadak sendirian. Tak ada yang mau berteman lagi dengannya. 

“Teman saya dulu dari berbagai kalangan. Tapi inilah yang akhirnya merusak saya,” ujarnya, Rabu, 30 November 2022.

Akibat pergaulan bebas dan penggunaan narkoba, MN pun terjerumus pada aktifitas seks bebas. Gonta-ganti pasangan. 

Saat itu, usianya baru 23 tahun. “Begitu dokter bilang saya terindeksi HIV/AIDS, semuanya seketika berubah secara drastis,” kata MN.

BACA JUGA:Dulu Khawatir Cuaca Panas Piala Dunia Qatar, Sekarang Penonton dan Pemain Ngeluh AC di Stadion Terlalu Dingin

Menceritakan ini, tampak matanya berkaca-kaca.  Dia berusaha jujur dengan semua temannya. Tapi, sejak saat itu pula, satu per satu memilih menjauh. MN pun terpukul. Dia merasa seperti hidup dalam dimensi lain.

Dia merasa semua orang membiarkan dirinya dalam kondisi terburuk sepanjang kehidupan. Terpuruk. Sampai kemudian terlintas dalam benak dan pikirannya untuk bunuh diri. Dengan cara memotong urat nadi.

Saat mata pisau sudah di atas kulit tangannya, niat itu ia batalkan. 

“Saat itu terlintas wajah orang tua dan adik-adik saya. Saya tersadar dan akhirnya batal bunuh diri,” jelasnya. Dengan perasaan galau dan kondisi mental yang masih terguncang, MN lantas teringat kembali masa kecilnya dulu.

Sumber: