Stunting di Sumatera Selatan Turun Signifikan, Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Sebab Lainnya Adalah Pola Hidup

Selasa 21-02-2023,11:47 WIB
Editor : Julheri
Stunting di Sumatera Selatan Turun Signifikan, Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Sebab Lainnya Adalah Pola Hidup

Di Muara Enim, angka stunting turun dari 29,7 persen pada 2021 menjadi 22, 8 persen pada 2022. Berdasarkan perhitungan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E PPGBM), stunting di Muara Enim ada 1.163 anak.

“Ini lebih akurat karena by name by address,” kata Kepala DPPKB Muara Enim, Rinaldo SSTP MSi.  

Pihaknya bersama Kemenag juga ada pengecekan untuk calon pengantin sebelum menikah. 

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

“Kami juga punya pendamping keluarga 1.401 orang yang terdiri dari bidan, PKK dan kader KB. Tersebar di 22 Kecamatan,” terangnya.

Kepala Dinkes Banyuasin, Dr dr Rini Pratiwi MKes mengatakan,  Angka stunting terus turun dalam tiga tahun berturut-turut. Salah satu upaya, dengan Gerakan Makan Telur dan Ayam Posyandu untuk mencegah Stunting (Gemar Posting).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKBPPA) Prabumulih, Eti Agustina SKM MKes menyebutkan,  berdasarkan orientasi pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022 (PK-22), ada 7.985 keluarga beresiko punya anak stunting.

Dari hasil EPPGBM Agustus 2022, terverifikasi dan tervalidasi ada 68 anak dengan indikasi stunting. 

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

“Tersebar di enam kecamatan,” sebutnya. Rinciannya, di kecamatan Cambai sebanyak 11 anak, Prabumulih Barat 5 anak, Prabumulih Selatan 9 anak, Prabumulih Timur 2 anak, Prabumulih Utara 32 anak  dan Rambang Kapak Tengah (RKT) 9 anak.

“Rata-rata anak yang stunting ini, pekerjaan orang tua nya sebagai buruh harian lepas atau buruh tani,” ungkap dia.  Di Muratara, pada akhir Oktober 2022 tercatat ada 404 balita yang alami stunting. 

“Setelah dilakukan intervensi dan desiminasi, tersisa 393 balita. Di akhir Desember 2022 belum kami update lagi,” kata Plt Kepala DPPKB Muratara, Mugono.

Anggota DPRD Muratara, M Ruslan menuturkan, jumlah 393 belita stunting bukan angka yang sedikit. 

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

Kategori :