Stunting di Sumatera Selatan Turun Signifikan, Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Sebab Lainnya Adalah Pola Hidup

Selasa 21-02-2023,11:47 WIB
Editor : Julheri
Stunting di Sumatera Selatan Turun Signifikan, Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Sebab Lainnya Adalah Pola Hidup

Lalu bekerja sama dengan Kemenag OKI, gagas program Canting Kencana. 

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

“Ini pendampingan bagi calon pengantin. 3 bulan sebelum menikah harus diperiksa kesehatannya dulu,” jelasnya.

Jika calon ibu anemia dan kurang gizi kronis, diimbau untuk menunda kehamilan. 

“Kami iptimis target 14 persen yang dicanangkan pusat bisa tercapai di OKI,” tukas Lubis.  

Angka stunting di Kabupaten Mura masih yang tertinggi di Sumsel dengan prevalensi 25,4 persen.  

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

“Penurunan stunting dari 2021 ke 2022 hanya 3 persen,” ujar Ketua TP PKK Mura, Riza Novanto Gustam.

Kepala DPPKB OKU, Nanang Nurzaman SIP MSi mengungkapkan, anak stunting tidak selalu dari keluarga miskin. 

Ada juga faktor lain seperti masalah lingkungan, air bersih. Plt Kepala Dinkes OKU, Dedi Wijaya menyebut, angka stunting turun 12,3 persen. Dari 31 persen pada 2021 menjadi 18 persen di 2022. 

“Targetnya, turun setidaknya 5 persen lagi untuk mencapai target nasional,” kata dia. Saat ini, jumlah anak stunting di OKU sekitar 337 orang.

BACA JUGA:Kuatkan Sinergi, FKPPS Targetkan Kota Palembang Zero Stunting pada 2023

BACA JUGA:Lumbung Batubara Tapi Merapi Barat Angka Stuntingnya Tertinggi di Kabupaten Lahat 

Terpisah, Bupati OKU Timur Ir Lanosin berharap banyak kepada Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang OKU Timur  untuk turut serta menurunkan  jumlah stunting. 

Kategori :