“Pasar yang kita bidik, meliputi sektor tambang batubara, perkebunan, ekspedisi barang. Kita tahu Sumsel ini backbone-nya memang pertambangan dan perkebunan, makanya Hino banyak masuk ke sana sesuai kebutuhan pasar. Permintaannya sangat tinggi, terutama kategori medium duty truck,” ujarnya.
Di market Sumsel, Hino Ranger juga mampu menguasai pasar dengan share mencapai 60 persen.
Kepercayaan konsumen terhadap kualitas dan ketangguhan produk Hino sebenarnya juga lumrah, karena di Indonesia Hino sudah hadir pertama kali sejak tahun 1967. Saat itu Pemerintah Jepang mengirim 150 unit Hino Bus BT51 untuk Pemerintah Indonesia. “Kemudian pada tahun 1982 barulah berdiri PT Hino Indonesia Manufacturing, sehingga eksistensinya tercatat sudah 40 tahun Hino di Indonesia,” cerita Boan.
Di Provinsi Sumsel, penetrasi Hino berlangsung sejak tahun 2000-an, makanya brand awareness produk ini, khususnya bagi pelaku usaha sangat kuat.
Apalagi sekarang semua produk Hino telah mengadopsi teknologi mesin Euro 4 yang emisi gas buangnya ramah lingkungan.
“Untuk cabang kita sekarang ada dua di Palembang, satu di Lahat, dan Maret 2023 nanti buka cabang baru di Sungai Lilin dan Pali,” bebernya.
Pihaknya berusaha mendekatkan diri kepada konsumen, supaya kebutuhan pelanggan terutama untuk urusan after sales menjadi lebih gampang.
“Tak hanya harga kendaraan yang kompetitif, emisinya ramah lingkungan, konsumsi BBM hemat, tangguh di segala medan, dan layanan servisnya mudah,” sebut Boan.
Yang juga sangat penting, lanjut Boan, safety di jalan karena truk Hino disematkan beberapa fitur keselamatan berkendara.
Seperti memiliki pengereman ABS (anti-lock braking system) dimana daya cengkram ban tetap baik saat rem mendadak.