Dimana kata Pudyo Laksono, dengan dukungan tersebut, akan meningkatkan kecerdasan dan kesuksesan masyarakat melalui Kegemaran membaca, memahami tentang sesuatu yang dibaca sehingga wawasan akan semakin bertambah.
BACA JUGA:Bupati Panca Dampingi Gubernur HD , Buka FLS2N SMK Se Sumsel di Ogan Ilir
Dan pada giliranya, akan menaikkan Indeks Literasi Masyarakat dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Sumsel yang semakin meningkat.
Pudyo Laksono juga mengucapkan terimakasih seluruh Bapak Ibu Dewan Guru Satria - Tim Hebat Optimalisasi Perpustakaan Satria, Peserta didik Satria, Plt Kepala Dinas Pendidikan Bapak Drs. H. SUTOKO, M.Si, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, Drs. H. Awaludin, M.Pd, Kepala Bidang SMA Bapak Drs. Joko Purwanto, M.Si, Kepala Seksi Kurikulum Bidang SMA Bapak Dr. Parmin, M.M, Kasi Peserta Didik Bid SMA Bapak Anang, S.Kom, M.M, Kasi Sarpras Bidang SMA Firdaus, S.Pd, M.M, Kepala Bidang PTK Emzen, S.Pd, M.M dan Kasi PTK SMA Ibu Dra. Hj Ekadiani, M.Kom
Sementara Asisten I Drs. H Edward Chandra, MM, mengatakan jika Perpustakaan merupakan sumber informasi, pengembangan ilmu, teknologi dan tempat pelestarian nilai-nilai budaya bangsa dalam rangka memfasilitasi pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM).
BACA JUGA:Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Ogan Ilir Tahun 2023, Bakal Di Nilai
Di era digital sekarang ini Perpustakaan juga memiliki peran yang strategis. Dimana menurutnya, Perpustakaan memaknai literasi sebagai sarana bagi masyarakat pembelajar dalam mengenal, memahami dan menerapkan ilmu yang didapatkan di perpustakaan. Literasi mempunyai peran penting dalam kehidupan masyarakat pembelajar yang hidup di era yang mengedepankan pengetahuan, teknologi, dan informasi saat ini.
Lebih lanjut Edward mengatakan peradaban manusia dapat terbangun karena penguasaan literasi yang berbasis pada kegiatan membaca, menulis, dan berpikir kritis. Sejauh ini, pemerintah Provinsi Sumsel berupaya memajukan dunia literasi melalui berbagai kegiatan pembudayaan kegemaran membaca, yang ditujukan untuk masyarakat dengan cara memfasilitasi tempat baca, distribusi buku, menggelar acara yang bertemakan literasi, serta melaksanakan sinergi dengan berbagai pihak.
Sementara itu, keberadaan Duta Literasi, Bapak/Bunda Literasi dan Pegiat Literasi diperlukan untuk memperkuat dan mempercepat tercapainya masyarakat Sumsel berbudaya gemar membaca dan menjadi “guru penggerak” Gerakan Pembudayaan Kegemaran membaca di masing-masing daerah. Karenanya diperlukan program kegiatan secara sinergis, efektif dan optimal baik bagi Duta Literasi, Bapak/Bunda Literasi, Bunda/Duta Baca Daerah dan Pegiat Literasi Daerah melalui Kegiatan Workshop Bunda Literasi/Duta Baca Daerah dan Pegiat literasi Daerah Provinsi Sumsel Tahun 2023.
BACA JUGA:Juara Umum Kejurda PDBI, SMAN 1 Indralaya Di Undang Gubernur, Tampil Dihadapan 1000 Guru Acara HGN
Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi Sumsel, Fitriana, S.Sos, M.Si., mengatakan dilaksanakannya workshop ini dengan tujuan sebagai bahan acuan daerah dalam penyamaan persepsi, pola pikir dan sinergitas untuk penyusunan program dan pelaksanaan kampanye Pembudayaan Kegemaran Membaca di setiap daerah. Selanjutnya, meningkatkan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) dan Pembangunan Indeks Literasi Masyarakat (IPLM) Kab/Kota untuk mendukung Indikator Kinerja Kunci Keberhasilan Kepala Daerah masing-masing serta mewujudkan transformasi Perpustakaan SMA/SMK/MA dalam mendukung ekosistem digital nasional.
Fitriana menyebutkan, angka Literasi Provinsi Sumsel Capai 61,53 Persen, Berharap Masuk 3 Besar di Indonesia Salam Literasi bersama peserta Workshop Bunda Literasi, Duta Baca Daerah dan Pegiat Literasi se-Sumsel.
“Kategori Tinggi hingga 61,53 persen. Berasal dari kajian Perpusnas RI. Semua ini adalah berkat upaya yang dilakukan secara bersama-sama. Mulai dari publikasi media, peran Bunda Literasi Kabupaten/Kota sampai tingkat desa dan kelurahan, Pegiat Literasi, Komunitas Literasi dan Satuan Pendidikan. Dari TK hingga perguruan tinggi, stakeholder, OPD dan BUMN-BUMD. Semua terlibat dan akhirnya berhasil meningkat. Dan di tahun 2023 Indeks Literasi diharapkan terus meningkat. “Kalau bisa kita masuk 3 besar secara nasional untuk mengalahkan atau menyamai Jogja, kota pelajar. Tidak ada yang tidak mungkin. Ini membutuhkan usaha bersama. Dinas perpustakaan tidak bisa bekerja sendiri, satuan pendidikan dan masyarakat semuanya harus bergerak,”tukas Fitriana.(Sid/Ril)