Luar Biasa, Uang Palsu Dicetak di Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Sejak 2010
Polda Sulsel mengungkap sindikat uang palsu di perpustakaan UIN Alauddin Makassar. foto: detik.com--
MAKASSAR, oganilir.co - Satu per satu pengungkapan sindikat uang palsu di perpusatakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, diungkap penyidik Polda Sulsel.
Bahkan polisi menetapkan 17 orang sebagai tersangka kasus uang palsu yang dicetak di perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Sindikan ini ternyata sudah beroperasi selama 14 tahun.
Dilansir detikSulsel, Jumat (20/12/2024), Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim (AI) diduga merupakan otak di balik sindikat uang palsu yang diproduksi di dalam kampus di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), itu. Percetakan dan peredaran uang palsu di UIN Alauddin Makassar tersebut ternyata dimulai sejak tahun 2010.
BACA JUGA:Hati-Hati, Upal Beredar di Pasar Tradisional Palembang
"Timeline pembuatan dan peredaran uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, udah lama ini. Kemudian lanjut 2011 sampai dengan 2012," kata Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan saat konferensi pers di Mapolres Gowa pada Kamis (19/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa produksi uang palsu itu sempat terhenti. Para pelaku, katanya, sibuk mempersiapkan perencanaan dengan matang hingga kembali memulai pada tahun 2022.
"Kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan," ujarnya.
Setelah perencanaan matang, para pelaku mulai mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencetak uang palsu. Produksi uang palsu dimulai Mei 2024. Mesin pencetak uang palsu, kertas hingga tinta didatangkan dari China.
BACA JUGA:2 Sejoli Mahasiswa UINSA Berbuat Mesum di Kampus
Mesin pencetak uang palsu itu diangkut ke gedung perpustakaan UIN Alauddin Makassar pada September 2024. Pada November 2024, uang palsu Rp150 juta mulai diedarkan.
Sumber: