Hanya berselang beberapa minggu, dia kembali ke PTM Surya Kediri dan dites oleh pelatih dengan ikut Kejurda Tenis Meja se-Jawa Timur untuk kelas pemula (bawah 12 tahun) dan kadet (12-15 tahun). Nah, saat ikut Kejurda Tenis Meja se-Jawa Timur itulah Gilang berhasil menjadi juara di nomor pemula dan kadet. Sejak saat itu, Gilang Maulana tidak ada lagi kewajiban membayar iuran atau SPP di PTM Surya Kediri.
BACA JUGA:Lahat Juara Umum Tenis Meja Porprov Sumsel 2023, TC Sempat Dikunjungi Bupati
"Alhamdulillah, ayah (Satria Sani) tidak lagi mengeluarkan uang untuk bayar iuran di PTM Kediri," kenang Gilang.
Gilang pun semakin giat latihan di PTM Surya Kediri. Pada tahun 2005, sang ayah Satria Sani memilih pindah bekerja sebagai PNS Pemkot Palembang ke Pemkab Kediri dan ditempatkan di Dinas Koperasi Kediri.
Selama bergabung di PTM Surya Kediri, Gilang berhasil menjadi juara junior internasional atau dunia. Seperti juara I Qatar International 2007, ranking 4 sirkuit dunia 2007; mengalahkan Koki Niwa, petenis meja Jepang sewaktu sama-sama masih junior; mengalahkan petenis meja China Fang Bo tahun 2009, dan berhasil menjadi juara Asia Tenggara di nomor ganda berpasangan dengan Vicky Supit pada tahun 2006. Di SEA Games 2015, Gilang berhasil meraih medali perunggu di nomor tunggal.
"Kita pernah dipanggil raja tenis meja Asia Tenggara junior," ujar petenis meja kelahiran Palembang 16 November 1990 ini.
BACA JUGA:Tenis Meja Porprov Sumsel 2023: Lahat Raih Emas Ketiga
Menginjak dunia tenis meja senior, Gilang berhasil meraih dua medali emas PON 2012 Riau. Kemudian pada PON 2016 Jawa Barat, Gilang bersama sang adik, M Bima Abdi Negara meraih 1 medali emas (nomor beregu), 1 perak di nomor ganda bersama M Bima Abdi Negara, dan 1 perunggu di nomor tunggal.