Minta Jatah Uang Penjualan Durian Warisan tapi Caranya Tak Sopan, Hardani Bersimbah Darah Dibacok Kakak Ipar
Korban Hardani dibawa ke RSUD dr HM Rabain Muara Enim. Sementara tersangka Mustofa, ditahan di Mapolsek Semendo. foto: dokumen/koran.sumeks/OGANILIR.CO.--
MUARA ENIM, OGANILIR.CO – Maksud hati ingin mendapatkan uang bagi hasil penjualan durian yang menjadi warisan keluarga malah berujung penganiayaan berat mengakibatkan Hardani masuk rumah sakit.
Ceritanya begini:
Dua beradik, korban Hardani dan istri tersangka diwarisi kebun durian oleh orang tuannya. Tapi yang mengelola ayuknya.
“Kedatangan korban, untuk meminta bagian uang hasil penjualan buah durian dari kebun durian yang dikelola istri tersangka,” terang Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi SIK MH, melalui Kapolsek Semendo AKP Marinus Ginting SH.
Lanjut Ginting, mungkin saat datang menagih uang hasil penjualan durian, ada perkataan korban yang tidak membuat tersangka berkenan.
Sehingga tersangka yang kesal, mengambil parang dan membacok korban berulang kali.
“Tiga luka bacokan di bagian kiri kepala, dan satu bahu kiri,” urainya.
Nah, warisan pohon durian peninggalan orang tua itulah yang menjadi pemicu penganiayaan terhadap Hardani (57), oleh kakak iparnya, Mustofa (56).
Bagian kiri kepala Hardani dibacok berulang kali, termasuk bahu kirinya nyaris putus dibacok.
Korban Harnadi dianiaya saat mendatangi rumah tersangka Mustofa di Desa Tebing Abang, Kecamatan Semende Darat Laut (SDL), Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Rabu, 2 November 2022, sekitar pukul 10.00 WIB.
Sementara korban, warga Desa Tanah Abang, Kecamatan Semende Darat Tengah (SDT), Muara Enim.
Istri tersangka tak lain ayuk kandung korban. Dimana istri tersangka juga merupakan tunggu tubang.
Sumber: