Liga 1 Segera Dimulai, Pakai Sistem Bubble dengan 4 Stadion, Laga Dipusatkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Liga 1 Segera Dimulai, Pakai Sistem Bubble dengan 4 Stadion, Laga Dipusatkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta

Ferry Paulus. foto: @pssi/oganilir.co--

JAKARTA, OGANILIR.CO  - PT Liga Indonesia Baru (LIB) memastikan jika Liga 1 akan segera digelar. Namun, nantinya akan menggunakan sistem bubble. Sistem ini cuma diterapkan selama enam bulan atau hanya menyelesaikan putaran pertama Liga 1 2022-2023.

“Jadi, putaran pertama dihabiskan dengan sistem bubble. Yang kedua home away,” katanya, Kamis, 24 November 2022. 

Dia menjelaskan penggunaan sistem ini akan membuat pertandingan dipusatkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta.  Di sini, PT LIB menyiapkan empat stadion yakni Stadion Maguwoharjo (Sleman), Stadion Stadion Sultan Agung (Bantul), Stadion Jatidiri (Semarang), Stadion Moch Soebroto (Magelang).

Ferry Paulus mengatakan untuk saat ini prioritas utama PT LIB adalah memastikan agar kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 berjalan terlebih dahulu. 

BACA JUGA:Brasil Obok-obok Kotak Penalti Serbia, Tapi Sayang Bek The Eagles Super Tangguh, Babak Pertama Imbang 0-0

“Sementara yang penting kompetisi jalan dulu dan support agenda Timnas Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, jika kompetisi dipaksa dengan   sistem home dan away rasanya berat karena banyak regulasi yang harus dijalankan.

”Kalau home and away sementara harus ada simulasi implementasi dari security regulation kan berat,” bebernya.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali segera melakukan pertemuan dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo guna membicarakan perihal kelanjutan Liga 1 2022-2023. 

BACA JUGA:Babak Pertama, Swiss vs Kamerun Tanpa Gol, Statistik A Team dan Les Lions Indomptables Penguasaan Bola Imbang

Menurutnya, kelanjutan kompetisi Liga 1 dibutuhkan oleh para pemain, khususnya pemain Timnas Indonesia U-20 yang baru saja melakukan pemusatan latihan di luar negeri.

Keberlangsungan kompetisi Liga 1 diperlukan untuk mengasah kemampuan skuad Garuda Nusantara. 

“Jika tidak ada kompetisi, maka akan kesulitan untuk pelatih Shin Tae-yong untuk memantau perkembangan anak-anak, karena kondisinya dinamis,” pungkasnya. (net/rip)

 

Sumber: