Kisah Guru-guru di Pedalaman Sumsel, Gaji Kecil Susuri Medan Berat Berlumpur Menuju ke Sekolah Tiap Hari

Kisah Guru-guru di Pedalaman Sumsel, Gaji Kecil Susuri Medan Berat Berlumpur Menuju ke Sekolah Tiap Hari

Tiga guru SDN Rantau Bayur susuri jalan berlumpur menuju sekolah. foto: dokumen/koransumeks/oganilir.co--

BACA JUGA:Polres Musi Rawas Musnahkan 85 Gram Sabu di Polres Lubuklinggau, Kasus Andi Lala yang Ditangkap Tim Egle

Dia berharap perhatian pemerintah terhadap pendidikan bisa lebih baik lagi. “Hari Guru Nasional menjadi momentum bagi kita untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Tentu saja guru harus profesional, terlepas apakah mereka hanya sebagai honorer. Tantangan yang mereka hadapi adalah PR kita bersama,” pungkasnya.

Bagaimana Disdik menyikapi persoalan para guru ini? Disdik Palembang menyoroti masalah masih kurangnya guru mengajar. Saat peringatan upacara bendera dalam rangka HGN, kemarin, Kepala Disdik Kota Palembang, H Ansori ST MT menyebut pihaknya akan  memperjuangkan nasib 3.500 guru honor berbagai jenjang menjadi PPPK. “Ke depan bahkan bisa kita tambah lagi menjadi 4.600 guru, mengikuti arahan Kemendikbudristek,” jelasnya.

Ansori menyebut jika ada guru honorer yang tidak lulus tes PPPK, dia sarankan mengikuti seleksi umum (P4). Ketua PGRI Sumsel, H Ahmad Zulinto SPd MM mengatakan salah satu cara mengatasi kekurangan guru dengan rekrutmen PPPK guru 2022. “Di momen Hari Guru ini perlu ada evaluasi terhadap motivasi guru tentang bagaimana cara mereka menghadapi dunia pendidikan khususnya mengajar siswa,” sebutnya.

BACA JUGA:Polres Musi Rawas Musnahkan 85 Gram Sabu di Polres Lubuklinggau, Kasus Andi Lala yang Ditangkap Tim Egle

Menangapi keluhan guru honorer mulai dari kurangnya jam mengajar hingga gaji minim, Zulinto menjelaskan sebenarnya 50 persen dana BOS diperuntukkan untuk kesejahteraan guru. “Itu peraturan menteri jadi kepada kepala sekolah kita imbau pelajari Permendikbud tentang dana BOS bagaimana membayar, memberikan gaji kepada guru-guru. Berikan gaji guru sesuai kebutuhan mereka, mereka harus sejahtera,” tandasnya.

Penjabat Bupati OKU, H Teddy Meilwansyah SSTP MM MPd mengingatkan elemen guru diminta tidak terlibat dalam dukungan tertentu ketika masuk tahun politik.

“Saya tekankan guru jangan mau terkotak-kotak,” kata Teddy di sela peringatan HUT PGRI ke-77 dan Hari Guru, kemarin (25/11). Mantan Kadin Pendidikan OKU itu juga menegaskan kesejahteraan para guru akan menjadi perhatiannya. Khususnya mengenai nasib guru honorer. Pada 30 November 2022, lanjutnya, dia dan BKPSDM OKU diundang Kemenpan untuk membahas PPPK. “Kita akan perjuangan guru honorer di OKU,” ujarnya.

BACA JUGA:Ali Gholizadeh Cetak Gol Tapi Dianulir VAR karena Offside, Iran vs Wales Masih Imbang di Babak Pertama

Ketua PGRI Kota Lubuklinggau Erwin Susanto mengatakan guru di Lubuklinggau mengharapkan adanya NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Pendidikan). “Ada sekitar 800 lebih guru honorer SD-SMP belum memiliki NUPTK,” kata Erwin. Dengan adanya NUPTK guru, sesuai pentunjuk teknis dana BOS bisa dianggarkan sekolah melalui BOS APBN. Pengusulan NUPTK melalui Dapodik. Dari sekolah mengusulkan ke Disdik, dari Disdik mengusulkan ke LPMP dan dari LPMP mengusulkan ke Kemendikbud. “Kementerian menerbitkan NUPTK guru,” ungkapnya. (bis/qda/zul/lid/way/nni/fad/)

 

 

 

Sumber: