Gubuk Reot Ibu Nur Aini “Disulap” Menjadi Rumah Layak Huni
Proses bedah rumah dari gubuk reot, dibongkar hingga diperbaiki rumah milik Nur Aini--
OGAN ILIR, OGANILIR.CO- Bangunan gubuk reot yang dihuni pasangan suami-istri (Pasutri) Nur Aini (45) dan suaminya bersama putra semata wayangnya yang berusia 7 tahun di Dusun II Desa Sribanding Kecamatan Pemuluhan Barat Kabupaten Ogan Ilir, akhirnya “Disulap” menjadi rumah layak huni meski sangat sederhana.
Proses perbaikan, mulai dari pembongkaran dilakukan oleh kerja bareng antar masyarakat, TNI dan Baznas Ogan Ilir.
“Alhamdulillah, gubuk reot milik ibu Nur Aini di Desa Sri Banding Kecamatan Pemulutan Barat sudah selesai di rehab berkat kerja sama anggota Babinsa Koramil 402-12/Pemulutan Kodim 0402/OKI bekerja sama dengan masyarakat desa Sri Banding. Rehab rumah ibu Nur Aini merupakan bantuan Pemkab Ogan Ilir melalui Baznas Ogan Ilir,’’kata Pabung Kodim 0402 OKI/OI Mayor Infantri Jauhari, Rabu , 7 Desember 2022.
Dikatakan Mayor Inf Jauhari, proses penyelesaian berlangsung Selasa , 6 Desember 2022,’’Saat ini Ibu Nur Aini bersama suami dan anaknya, sudah menempati bangunan tersebut, sudah tidak lagi bocor saat kehujanan dan tidak panas saat mahatari menyinarinya,’’kata Mayor Inf Jauhari.
BACA JUGA:Hujan dan Kepanasan, Pasutri Di Pemulutan Tinggal di Gubuk Reot
“Terima kasih Bapak TNI, Masyarakat Desa Sri Banding dan Pemerintah Ogan Ilir , yang telah membedah rumah kami, terima kasih.. terima kasih,’’kata Nur Aini terbata-bata.
Seperti diberitakan, gubuk reot yang dihuni pasangan suami istri (Pasutri) Nuraini (45) dan Suaminya bersama putra cukup memprihatinkan.
Setelah diketahui, gubuk reot milik Nur Aini dibongkar Senin, 21 November 2022 lalu oleh Babinsa Koramil 402-12/Pemulutan Sertu Rahman bersama warga Desa Sribanding.
Nur Aini mengaku, puluhan tahun mereka merasakan getirnya kehidupan yang menempati disebuah gubuk reot beratapkan dan berdinding daun nipah yang sudah bolong-bolong karena rusak dimakan usia .
BACA JUGA:Gubuk Reot Pasutri Di Pemulutan Dibongkar, Baznas Siap Bangun Kembali
Ketika hujan turun, mereka bertiga harus berbasah-basahan, karena tidak ada tempat tinggal lain, angin malam sepertinya sudah tidak dirasakan lagi begitu pula ketika terik matahari menyinari gubuk deritanya, harus pasrah dengan keadaan.
“Kami sudah lama tinggal disini, kalau pondok ini kami buat sendiri, tapi tanahnya kami menumpang,’’tutur Nur Aini . (sid)
Sumber: