Mesin Boeing 737-700 Mati di Udara, Penumpang Puji Pilot Alaska Airlines

Mesin Boeing 737-700 Mati di Udara, Penumpang Puji Pilot Alaska Airlines

Alaska Airlines.--

oganilir.co - Insiden dialami maskapai Alaska Airlines. Maskapai yang mengggunakan pesawat Boeing 737-700 terpaksa kembali setelah mesin rusak di udara. Pesawat mendarat dengan selamat tetapi penumpang trauma.

Seperti dilansir dari dari Business Insider, Kamis 29 Agustus 2024, Badan Penerbangan Federal mengatakan bahwa Boeing 737-700 yang dioperasikan Alaska Airlines terpaksa berbalik arah setelah salah satu mesinnya rusak di udara.

Maskapai tersebut terbang dari Bandara Internasional Seattle-Tacoma tujuan Oakland pada Ahad 25 Agustus 2024 sore. Dalam perjalanan, kru melaporkan kemungkinan masalah mesin.

Seorang juru bicara Alaska mengatakan bahwa mesin kiri Boeing 737 itu rusak segera setelah lepas landas.

BACA JUGA:Usai Lepas Landas, Roda Pesawat Boeing 757-200 Copot, Bagaimana Pendaratannya?

Penerbangan Alaska Airlines 1240 berbalik arah dan mendarat dengan selamat di Sea-Tac sekitar pukul 13.30 waktu setempat, menurut FAA.

"Awak pesawat harus mengikuti prosedur standar untuk situasi ini dan mendarat dengan selamat tanpa insiden," kata juru bicara Alaska.

"Kami berupaya menjaga tamu-tamu kami dan mengakomodasi perjalanan mereka ke Oakland kemarin sore, dan kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."

Penumpang kirim pesan ke keluarga

Dabney Lawless, seorang penumpang dalam pesawat bersama putranya yang berusia 13 tahun, mengatakan insiden itu traumatis. Kerusakan mesin membuat penumpang mengirim pesan singkat kepada orang-orang yang mereka cintai karena takut.

BACA JUGA:Boeing 747 Diubah Menjadi Istana di Angkasa, ini Penampakannya

"Tidak semuanya baik-baik saja. Semua orang mengira kami akan jatuh," tulis Lawless dalam email ke Alaska.

Seorang penumpang dalam pesawat mengatakan bahwa kerusakan mesin itu mengerikan tetapi memuji pilot karena menangani situasi tersebut.

Meskipun Boeing tidak bertanggung jawab atas mesin tersebut, insiden itu terjadi saat perusahaan menghadapi pengawasan ketat atas serangkaian masalah mekanis dan keselamatan lainnya.

Sumber: