Pelafazan Kata Amin Dalam Doa, Berikut Fiqihnya, Belajar Yuk

Pelafazan Kata Amin Dalam Doa, Berikut Fiqihnya, Belajar Yuk

--

 

Sementara dalam kitab al-Iqna’ karangan al-Khathib asy-Syarbini, jilid 1 halaman 143, beliau berkata, bahwa bacaan seperti ini tidak membatalkan shalat, karena maksudnya adalah doa.

 

Dari keempat bacaan ini, maka bacaan amin yang paling utama adalah “a” dibaca panjang, “min” dibaca panjang dan tidak ada tasydid pada huruf Mim. Ini adalah yang paling fashih, masyhur dan yang paling baik menurut Imam an-Nawawi dan lainnya. Dan bacaan “a” panjang ini juga memudahkan makmum untuk mengikuti imam dalam mengucapkan amin.

 

Panjang Harakat Amin

 

Pertanyaan, berapakah panjang “a” dan “min”? Ada yang mengatakan bahwa “a” dibaca sepanjang Mad Ashli atau Mad Thabi’i yaitu dua harakat. Sementara “min” dibaca sepanjang Mad ‘Aridh lis Sukun, yaitu boleh 2 atau 4 atau 6 harakat. Perkataan seperti ini disesuaikan dengan hukum tajwid pada kata amin.

 

Membaca amin sesuai dengan ilmu tajwid ini boleh-boleh saja. Akan tetapi, bukan berarti tidak sesuai dengan ilmu tajwid tidak boleh. 

 

Karena kata amin bukanlah al-Quran. Sementara ilmu tajwid itu ruang lingkupnya hanya al-Quran saja. Sehingga, panjang amin tidak diikat oleh teori tajwid. Dia hanya diikat oleh kaidah bahasa. Jika secara bahasa dianggap benar, maka bacaannya benar. Jika salah, maka salah.

 

Maka, “a” dibaca panjang, lebih dari dua harakat juga boleh. Kemudian, “min” dibaca panjang, tidak sesuai dengan panjang Mad ‘Aridh lis Sukun juga boleh. Yang penting, “a” panjang, “min” panjang dan tidak ada tasydid pada huruf Mim

 

Sumber: