Pelafazan Kata Amin Dalam Doa, Berikut Fiqihnya, Belajar Yuk

Pelafazan Kata Amin Dalam Doa, Berikut Fiqihnya, Belajar Yuk

--

Cara Baca Kedua

 

“A” dibaca pendek dan tidak ada tasydid pada huruf Mim. Dalam kitab Lisanul ‘Arab karangan Imam Ibnu Manzhur, pada jilid 1, hal. 166 – 167, beliau berkata bahwa amin, “a” dibaca panjang maupuan “a” dibaca pendek, keduanya artinya sama, yaitu, “Ya Allah, kabulkanlah.” Imam Ibnu Manzhur tidak mengomentari mana bahasa yang lebih fashih atau lebih masyhur.

 

Dalam kitab at-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran, hal. 129, Imam an-Nawawi mengatakan bahwa para ulama mengatakan bahwa, cara baca yang pertama dan kedua ini adalah keduanya masyhur.

 

Dalam kitab Ahkamul Quran, karangan Imam Ibnul ‘Arabi al-Maliki, jilid 1, halaman 6, bahwa bacaan seperti ini adalah lebih masyhur dan lebih banyak digunakan.

 

Dalam kitab al-Mishbahul Munir fi Gharibisy Syarhil Kabir, jilid 1 halaman 24, Imam Ahmad al-Muqri mengatakan bahwa, Amin dengan “a” pendek adalah bahasa penduduk Hijaz, sementara dengan “a” dibaca panjang adalah bahasa Bani ‘Amir. Dan yang dimaksud dengan mad di sini adalah sepanjang isyba’, karena tidak ada kata yang berwazan (فاعيل).

 

Dalam kitab Syarah Syuzuruz Zahab fi Ma’rifati Kalamil ‘Arab, karangan Imam Ibnu Hisyam, halaman 152, beliau berkata: “Lafaz amin dengan “a” pendek, sesuai dengan wazan (قدير) dan (بصير). 

 

Dan bacaan seperti ini adalah paling fashih secara qiyas, akan tetapi paling sedikit digunakan, sehingga sebagian ulama mengingkarinya.

 

Namun Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menggolongkan amin dengan “a” dibaca pendek sebagai bahasa yang syazzah (tidak wajar/langka). Sebagaimana dalam kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari, jilid 2, hal. 306, beliau berkata: 

Sumber: