Sah, Australia Batasi Penggunaan Medsos Bagi Anak-Anak, Bagaimana Indonesia?

Sah, Australia Batasi Penggunaan Medsos Bagi Anak-Anak, Bagaimana Indonesia?

Anthony Albanese. foto: antara--

oganilir.co - Pemerintah ada baiknya meniru kebijakan Australia dalam mengatur penggunaan media sosial. Pemerintah Negeri Kangguru itu membatasi penggunaan media sosial oleh anak-anak. 

Parlemen Australia akhrinya mengesahkan undang-undang untuk melarang anak-anak dan remaja menggunakan media sosial.

Keluarnya undang-undang tersebut membuat Australia menjadi negara pertama yang memberlakukan pembatasan penggunaan media sosial bagi anak-anak dan remaja.

UU yang disahkan oleh Senat Australia pada Kamis (28/11) itu akan melarang siapapun yang berusia kurang dari 16 tahun menggunakan media sosial seperti TikTok, Instagram, Snapchat, Facebook, Reddit, dan X.

BACA JUGA:Viral di Medsos, Pemuda Nikahi 2 Wanita di Muratara

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa pelarangan yang mulai berlaku akhir tahun depan tersebut penting "untuk melindungi kesehatan mental dan kemaslahatan" anak-anak muda.

UU yang sudah terlebih dahulu disahkan DPR Australia pada Rabu (27/11) tersebut akan menjatuhkan denda sebesar hingga 50 juta dolar Australia (Rp516 miliar) bagi perusahaan pelanggar.

Namun, menurut UU tersebut, pengelola media sosial tak dapat memaksa penggunanya memberikan bukti identitas, seperti KTP digital, untuk memastikan usia mereka, demikian dilaporkan ABC News.

Dalam pemungutan suara di Senat, UU tersebut disetujui oleh 34 senator dan ditolak 19 lainnya. Sementara, 102 anggota DPR Australia menyetujui UU dan hanya 13 yang menolak.

BACA JUGA:Tagar Peringatan Darurat Ramai di Medsos, Dampak Sikap DPR Akali Putusan MK

PM Albanese sebelumnya menyatakan bahwa media sosial "membawa kerusakan sosial".

"Kami ingin anak-anak Australia menikmati masa kanak-kanaknya, dan kami ingin para orang tua tahu bahwa pemerintah bersama mereka. Ini adalah reformasi penting," kata dia.

"Kami tahu akan ada anak-anak yang berusaha mencari celah, tapi kami sudah mengirim pesan kepada perusahaan pengelola media sosial untuk membereskan hal tersebut," ucap Albanese.

Sebagian besar media sosial memang memiliki kebijakan untuk membatasi anak-anak dari menggunakan layanan mereka, namun hal tersebut seringkali diabaikan.

Sumber: