Puasa Memperkuat Daya Ingat, Tetapi...

Ilustrasi.--
Penelitian terhadap Manusia yang Berpuasa
Untuk mengeksplorasi pertanyaan ini pada manusia, para peneliti merekrut laki-laki sehat untuk dua eksperimen terpisah. Dalam setiap eksperimen, para peserta mengambil bagian dalam dua kondisi: satu di mana mereka berpuasa, dan yang lain di mana mereka makan makanan biasa.
BACA JUGA:8 Tips Diet Sukses Saat Puasa agar Berat Badan Turun Secara Sehat
Untuk memastikan perbandingan yang jelas, setiap peserta mengalami kondisi puasa dan makan pada waktu yang berbeda, dengan setidaknya jeda empat minggu di antaranya. Desain ini memungkinkan peneliti untuk membandingkan efek puasa dengan makan pada individu yang sama.
Sebelum memulai setiap kondisi, peserta menjalani diet biasa selama dua hari dan menghindari kafein dan alkohol. Pada hari pertama setiap kondisi, peserta tiba di lab setelah makan siang standar dan kemudian memulai periode puasa selama 18,5 jam. Keesokan paginya, dalam
Sebelum memulai setiap kondisi, peserta menjalani diet biasa selama dua hari dan menghindari kafein dan alkohol. Pada hari pertama setiap kondisi, peserta tiba di lab setelah makan siang standar dan kemudian memulai periode puasa selama 18,5 jam. Keesokan paginya, dalam keadaan puasa, mereka melakukan beberapa tugas memori.
BACA JUGA:Awal Puasa di Indonesia Berbeda dengan 3 Negara Asia Tenggara
Dalam Eksperimen 1, tugas-tugas ini meliputi mempelajari pasangan kata, menyelesaikan tes memori visual menggunakan bentuk abstrak, dan melakukan latihan mengetuk jari untuk menilai memori keterampilan motorik.
Dalam Eksperimen 2, tugas bentuk visual diganti dengan tes memori 'Apa-Di Mana-Kapan' yang lebih kompleks, yang menguji memori untuk objek, lokasi, dan waktu. Tugas pasangan kata dan tugas mengetuk jari tetap sama dalam kedua eksperimen.
Setelah tugas-tugas pembelajaran ini, periode konsolidasi kritis dimulai. Dalam kondisi 'kenyang', peserta menerima makanan standar selama sepuluh jam berikutnya, termasuk sarapan, makan siang, dan camilan.
Dalam kondisi "puasa", mereka terus berpuasa selama periode sepuluh jam yang sama, hanya menerima air dan teh buah.
BACA JUGA:Jelang Puasa Ramadhan, Polsek Rantau Alai Bersihkan Masjid
Dalam kedua kondisi tersebut, peserta menerima makan malam standar setelah periode konsolidasi sepuluh jam ini. Para peneliti dengan hati-hati melakukan standarisasi makanan untuk memastikan makanan tersebut tidak terlalu menarik, untuk meminimalkan potensi penguatan positif dari makan.
Makanan tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan kalori masing-masing peserta berdasarkan tinggi badan, berat badan, usia, dan tingkat aktivitas mereka.
Untuk menilai daya ingat, peserta kembali ke lab 24 atau 48 jam kemudian, tergantung pada percobaannya. Dalam Percobaan 1, daya ingat diuji setelah 48 jam, dan peserta dalam keadaan kenyang, setelah makan sebelum pengujian.
Sumber: