Ruas Tol Harus Mampu Membuka Potensi Ekonomi Baru

Ket : Proyek Jalan Tol Lingkar Pekanbaru (Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru)--
Pada sisi operasional, Hutama Karya juga telah mengadopsi teknologi digital untuk pemantauan progres konstruksi secara real-time dan mempercepat penyelesaian pekerjaan. Seluruh pendekatan tersebut merupakan bagian dari langkah mitigasi yang dirancang untuk menjaga kesinambungan proyek dan ketepatan waktu penyelesaian maupun ketetapan anggaran yang telah ditetapkan.
BACA JUGA:Pedangdut Yunita Ababiel Meninggal, ini Penyakit yang Dideritanya
“Dalam kerangka tata kelola yang baik, perusahaan juga secara konsisten menyusun kajian risiko pada setiap ruas jalan tol. Kajian tersebut melibatkan analisis sensitivitas biaya, evaluasi dampak keterlambatan, serta studi kelayakan keuangan yang komprehensif,” tambah Adjib.
Hasil dari kajian ini menjadi landasan pengambilan keputusan strategis, sehingga perusahaan dapat bertindak secara tetap, cepat, akurat serta akuntabel dan berbasis data dalam menghadapi dinamika proyek di lapangan.
Hutama Karya akan terus memperkuat manajemen risiko yang responsif terutama terhadap perubahan eksternal: politik, ekonomi (fluktuasi suku bunga, volatilitas harga material konstruksi, serta kebijakan fiskal nasional) serta penerapan stress testing dan perencanaan skenario secara berkala akan menjadi praktik standar untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi perubahan eksternal yang menantang.
BACA JUGA:Laga Persahabatan Liverpool vs Preston North End, Arne Slot Turunkan 2 Skuad Berbeda
Melalui langkah-langkah ini, pembangunan JTTS tidak hanya akan menjadi jaringan penghubung antarwilayah, tetapi juga pengungkit pertumbuhan ekonomi regional, penopang daya saing nasional, dan simbol komitmen bersama dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Implementasi manajemen risiko yang kokoh menjadi fondasi utama untuk mewujudkan tujuan besar tersebut secara efektif dan bertanggung jawab.
Hingga saat ini, Hutama Karya telah membangun JTTS sepanjang ±1.235 km, termasuk ruas yang beroperasi maupun dalam tahap konstruksi. ruas tol yang telah beroperasi penuh antara lain: Tol Bakauheni – Terbanggi Besar (140 km), Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189 km), Tol Palembang – Indralaya (22 km), Tol Indralaya - Prabumulih (64 Km), Tol Betung - Jambi Seksi 3 (Bayung Lencir - Tempino) (33,6 Km), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (16,725 km), Tol Pekanbaru – Dumai (132 km), Tol Medan – Binjai (17 km) Tol Binjai – Langsa Seksi Binjai – Pangkalan Brandan (58 km), Tol Pekanbaru - XIII Koto Kampar (55,4 Km), Tol Padang - Sicincin (35,45 Km), Tol Indrapura – Kisaran (48 km), Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Sinaksak (91 km), dan Tol Sigli Banda Aceh Seksi 2 – 6 (49 km). (*Dikelola oleh INA, **Dikelola oleh HMW).
Sumber: