Ukraina Melawan, 5 Drone Sasar Moskow, Bagaimana Nasib Pesawat Nirawak Tersebut?

Ukraina Melawan, 5 Drone Sasar Moskow, Bagaimana Nasib  Pesawat Nirawak Tersebut?

Istana Kepresidenan Rusia. foto: Mladen ANTONOV/AFP--

Ukraina Melawan, 5 Drone Sasar Moskow, Bagaimana Nasib  Pesawat Nirawak Tersebut?

MOSKOW, oganilir.co - Peperangan Rusia dengan Ukkraina sudah berlangsung hampir 1,5 tahun. Pada Februari 2022, Rusia memutuskan menyerang Ukraina. Namun sampai sekarang negara yang memisahkan dari Rusia itu belum juga takluk.

 

Terbaru, Ukraina mengerahkan lima drone menyerang Moskow. Namun serangan pesawat pembom nirawak itu berhasil dipatahkan oleh Rusia.

 

Pemerintah Rusia mengungkapkan lima drone Ukraina telah menyerang Moskow, Selasa 4 Juli. Namun, tidak satu pun berhasil menjalankan misi karena ditembak jatuh dan malafungsi.

 

Hanya saja, salah satu bandara utama ibu kota Rusia itu terpaksa harus mengubah rute penerbangan selama beberapa jam. Empat drone Ukraina ditembak jatuh oleh pertahanan udara Moskow, sementara yang kelima macet dan jatuh ke distrik Odintsovo di wilayah Moskow, kata kementerian pertahanan Rusia. Tidak ada yang terluka.

 

Menurut laporan kantor berita Rusia, dua drone dicegat di dekat sebuah desa 30 km (19 mil) barat daya Kremlin. Satu drone terdeteksi di wilayah tetangga Kaluga. Pendaratan dan lepas landas di Vnukovo Moskow dibatasi selama beberapa jam lebih awal pada Selasa sebelum operasi normal dilanjutkan setelah pukul 05.00 GMT. Sejumlah penerbangan dari Rusia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Mesir dialihkan. Satu drone ditembak jatuh di daerah kota Kubinka, sekitar 63 km (40 mil) barat Moskow, lapor RIA. Pangkalan udara Rusia berada di dekat Kubinka.

BACA JUGA:Jembatan Krimea Meledak, Rusia Gelar investigasi, Benarkah Ukraina atau Ada Pihak Lain?

 

Kementerian luar negeri dan pertahanan Rusia mengecam serangan itu sebagai terorisme. "Upaya rezim Kyiv untuk menyerang daerah di mana infrastruktur sipil berada, termasuk bandara, yang kebetulan juga menerima penerbangan asing, adalah aksi terorisme lainnya," kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova.

 

Sumber: