Bonek Mania Berduka, Kemenangan Persebaya Surabaya Tak Berarti Apa-apa

Bonek Mania Berduka, Kemenangan Persebaya Surabaya Tak Berarti Apa-apa

Bonek Mania Berduka, Kemenangan Persebaya Surabaya Tak Berarti Apa-apa. Kericuhan terjadi setelah laga antara Arema FC melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang (1/10). instagram persebaya/oganilir.co--

SURABAYA, OGANILIR.CO - Koordinator suporter Bonek Mania, Husin Ghazali mengakui jika kemenangan 3-2 Persebaya SURABAYA atas Arema FC di lanjutan Liga 1 tak berarti, menyusul tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Sukses Persebaya Surabaya mengamankan 3 poin di kandang Arema FC dinilai tidak berarti apa-apa. Itu menyusul terjadinya kerusuhan yang mengakibatkan seratusan orang meninggal dunia.

Pihaknya juga memastikan tidak ada suporter Persebaya yang ke stadion saat pertandingan karena telah menyepakati perjanjian untuk tidak saling mengunjungi saat kedua tim berlaga.

“Kami sangat menyesalkan dan prihatin atas kejadian ini. Semoga menjadi terakhir insiden seperti ini,” katanya, Minggu, 2 Oktober 2022.

Pada pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10) malam, tuan rumah Arema FC dikalahkan Persebaya dengan skor 2-3.

Dia pun meminya agar pihak terkait melakukan evaluasi sekaligus pembenahan demi kebaikan dan menuju sepak bola yang bisa dinikmati semua kalangan. 

“Harus ada evaluasi dari semua pihak untuk berbenah demi kebaikan bersama,” katanya menambahkan.

“Kalau Arema tuan rumah maka suporter Persebaya sepakat tidak datang, begitu juga sebaliknya. Kalau Persebaya yang tuan rumah maka suporter Arema tidak ke Surabaya. Ini sudah menjadi kesepakatan bersama,” katanya.

Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya bertambah menjadi 129 orang. Namun, data lain menyebutkan korban tewas mencapai 182 orang.

Seperti diberitakan, jumlah korban tewas hingga ratusan, data terkini 182 suporter, telah menempatkan Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur sebagai sejarah paling kelam sepakbola Indonesia dan terburuk kedua sepakbola dunia.

Tragedi berdarah terbesar pertama terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Ketika itu Estadion Nacional menggelar babak kualifikasi kedua antara Peru vs Argentina dalam kepentingan perhelatan Olimpiade Tokyo.

Kerusuhan menyebabkan 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal. Bahkan disebutkan kemungkinan jumlah korban tewas dalam peristiwa tersebut lebih banyak.

BACA JUGA:Gedung SMP Negeri 4 Jejawi OKI Terbakar, Kerugian Terus Didata, Sebab Kebakaran Masih Tanda Tanya

Urutan kedua targedi sepakbola paling buruk terjadi di Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022. Tragedi ini menewaskan 127 orang untuk data sementara hingga Minggu siang, 2 Oktober 2022.

Sumber: fajar