Memilukan Suami Istri Suporter Arema Masuk Korban Meninggal di Kanjuruhan, Anaknya Selamat

Memilukan Suami Istri Suporter Arema Masuk Korban Meninggal di Kanjuruhan, Anaknya Selamat

Aremania pasangan suami istri, Yulianton dan Devi Ratna S menjadi korban jiwa tragedi Kanjuruhan Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Tampak M Alfiansyah (11) anaknya yang selamat. foto: jatim now/oganilir.co.--

BACA JUGA:Gedung SMP Negeri 4 Jejawi OKI Terbakar, Kerugian Terus Didata, Sebab Kebakaran Masih Tanda Tanya

Urutan kedua targedi sepakbola paling buruk terjadi di Kanjuruhan Malang, Sabtu 1 Oktober 2022. Tragedi ini menewaskan 127 orang untuk data sementara hingga Minggu siang, 2 Oktober 2022.

Sebelum tragedi Kanjuruhan Malang, tragedi ketiga terbesar terjadi di Afrika. Insiden itu terjadi pada 9 Mei 2001 di Stadion Accra Sports, Kinbu Road, Accra, Ghana.

Kejadian di Afrika ini menewaskan 126 orang. Saat itu tengah berlangsung pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko.

Tim tamu unggul 1-0 mendekati akhir pertandingan, namun tuan rumah mencetak dua gol untuk berbalik unggul pada laga tersebut.

BACA JUGA:Manchester United Kalah Telak, Dihajar Manchester City 6-3, Erling Haaland dan Phil Foden Hattrick

Tragedi berikutnya, bentrok antara pendukung Spartak (Moskow) dengan pendukung HFC Haarlem (Belanda) usai pertandingan Piala UEFA di Stadion Luzhniki telah memakan korban jiwa sebanya 66 orang.

Kejadian Oktober 1982 ini pada versi lain, korban yang tewas dalam tragedi tersebut sebanyak 340 jiwa.

Sementara pada April 1989, sepak bola Inggris mengalami insiden terburuk sepanjang sejarah.

Bentrok yang terjadi antara pendukung Liverpool dan Nottingham Forest pada semifinal Piala FA di Stadioan Hillsborough telah menewaskan 96 orang dan 200 orang luka-luka.

BACA JUGA:Manchester United Sangat Berduka: 'Kami Mengirimkan Doa Tulus untuk Korban insiden di Malang, Indonesia'

Diduga Ulah Gas Air Mata Polisi

Dalam kasus kerusuhan Kanjuruhan ini, polisi menembakkan gas air mata dengan maksud membubarkan suporter Arema yang masuk ke lapangan usai laga Arema vs Persebaya.

Gas air mata ini membuat penonton panik seketika dan merasa sesak nafas dan berupaya keluar dari tribun.

Akhirnya, suporter berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri mencoba keluar dari tribun.

Sumber: pojoksatu