Cendawan Nematofagus, Mampu Mencegah Parasit Kerbau

Cendawan Nematofagus, Mampu Mencegah Parasit Kerbau

foto dokumen --

Cendawan Nematofagus, Mampu Mencegah Parasit Kerbau

OGANILIR.CO- Berlatar belakang, banyaknya keluhan yang dialami para peternak  hewan kerbau di Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (OI), akibat terserang parasite. 

Tim dari para Dosen Fakultas Pertanian (FP) Unsri melakukan penyuluhan dengan menerapkan pola pencegahan, yakni menggunakan Cendawan Nematofagus, seperti apa cara kerjanya . Berikut laporannya ?

Desa Tanjung Pering Kecamatan Indralaya Utara yang terletak di Km 34  Jalinteng Palembang-Prabumulih, berpenduduk 2114 jiwa atau 459 KK, sebagian  warganya adalah para peternak , baik sapi, maupun kerbau. Ternyata hewan ternak peliharaan mereka seperti kerbau, sering terganggu kesehatannya, 

BACA JUGA:Kesempatan Berkarier Sebagai Dosen-Non Dosen di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

“Informasi yang Kami terima dari peternak hewan kerbau mengaku sering mengeluh, dimana hewan kerbau mereka sering kali menunjukkan gejala seperti kulit yang kering, bulu rontok, ternak kehilangan nafsu makan, lesu dan akhirnya produktifitas menurun bahkan sampai mengalami kematian. 

“Memang penyakit ini sering kali muncul pada saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau,’’Kata DR Afnur Imsya  SPt, MP  salah satu Dosen Fakultas Pertanian (FP) Unsri .

DR Afnur selaku ketua  Tim  bersama empat anggotanya  DR. Yuanita Windusari SSi, M.Si, Dr Laila Hanum  M.Si, Fitri Novaliya Lubis  S.Pt, M.Si dan Hikayati  S.KEP.M.KES, turun ke lokasi  menemui dan mengumpulkan para peternak Kerbau di sebuah balai Desa  Tanjung Pering.

BACA JUGA:Lowongan Dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)

Mereka memberikan penyuluhan, bagaimana upaya pecegahannya terhadap gangguan kesehatan kerbau yang disebabkan oleh parasite,”Sebelumnya, kami melakukan pembuatan formulasi nematofagus bekerjasama dengan peneliti dari Balai Penelitian dan Veteriner (Balivet) Bogor Bapak Prof. Riza Zainuddin Ahmad Miko,’’terangnya.

Dalam pertemuan tersebut, mereka  memberikan inovasi  pengetahuan, tentang cara dan pentingnya pengendalian hayati sebagai salah satu alternative untuk mengendalikan penyebaran penyakit parasite. Salah satu pengendali hayati yang sangat pontensial yaitu dengan memanfaatkan cendawan Nematofagus. 

Dalam kegiatannya lanjut Afnur, dilakukan beberapa tahap, yakni pra pelatihan, melakukan observasi   pengetahuan peternak tentang  penyakit parasite yang terjadi pada ternak kerbau, upaya pencegahan dan pengobatan. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan,  dengan melihat perkembangan pengetahuan peternak terkait dengan penerapan pengendalian hayati terhadap penyakit parasite yang terjadi pada ternak kerbau,’’Setelah pelantihan , kami melihat sejauh mana peternak kerbau dapat mengaplikasikan pengetahuan dan penerapan cendawan Nematofagus sebagai pengendalian hayati terhadap penyakit parasite ternak kerbau,’’lanjutnya 

BACA JUGA:Dualisme Rektor Unbari Jambi, Gaji Dosen tak Dibayar 3 Bulan

Dikatakan Dr Afnur, cara pemakaian cendawan Nematofagus,  penggunaan efektifnya untuk pengendalian cacing nematoda di padang gembalaan atau rumput, aplikasi peroral dapat dilakukan dengan mencampur pada pakan konsentrat atau diminum dengan air, lalu diberikan selama tujuh hari setiap bulan selama enam bulan.

Sumber: