Puslit Sembawa Kumpulkan Akademisi Bahas Harga-Produksi Karet
Peserta workshop meninjau kebun karet Puslit Sembawa. --
Puslit Sembawa Kumpulkan Akademisi Bahas Harga-Produksi Karet
BANYUASIN, oganilir.co - Pusat Penelitian Karet Sembawa bersama lembaga riset CIRAD Prancis menggelar workshop Rubber Agroforestry Breeding Initiative for Smallholders (RUBIS) di aula Hevea Pusat Penelitian Karet di Sembawa, Rabu 8 November 2023. Kegiatan ini mengundang berbagai stakeholder terkait seperti petani karet, APKARINDO, UPPB, Gapkindo serta dosen dari UGM, Unja, USU, Unsri.
"Tujuan dari kegiatan ini mencari informasi dari stakeholder terkait persoalan dan permasalahan karet, serta alternatif solusi," kata Dr Suroso Rahutomo, Kepala Pusat Penelitian Karet.
Nantinya persoalan dan permasalahan yang didapatkan dari petani dan stakeholder terkait dapat dikumpulkan menjadi satu. “Kemudian kita sampaikan ke tingkat yang lebih tinggi," tukasnya.
BACA JUGA:Ditinggal Menyadap Karet, Modal untuk Hajatan Anak Digasak Maling
Diakuinya persoalan atau permasalahan yang dihadapi petani karet saat ini yaitu harga karet yang turun drastis dibandingkan harga 12 tahun lalu. “Itu masalah utamanya," ungkapnya.
Kemudian produktivitas karet yang rendah dibandingkan dengan negara lainnya, hal itu disebabkan karena belum menggunakan klon karet unggul.
Selanjutnya kebun karet petani sejak tahun 2019 lalu hingga saat ini diserang penyakit gugur daun. "Jika penyakit gugur daun ini hanya satu kali dalam setahun menyerang karet, sekarang bisa 3-4 kali," terangnya.
Sehingga produktivitas karet menjadi turun sampai 30 - 40 persen. "Harga karet rendah ditambah produktivitas turun, "imbuhnya. Sedangkan untuk melakukan peremajaan kebun karet membutuhkan biaya yang cukup besar, dan membuat petani karet beralih ke komoditi tanaman lainnya.
BACA JUGA:Bunga Bangkai Tumbuh di Kebun Karet, Warga Selangit Mura Heboh
Pabrik-pabrik karet sendiri di Sumsel juga mengeluhkan suplai karet yang minim, karena disebabkan permasalahan-permasalahan tersebut. "Dengan kegiatan ini, apalagi ada kehadiran Dr Pascal Montoro Peneliti dari CIRAD Prancis memberikan solusi terkait masalah itu," bebernya.
Karena teknologi dan peralatan dari Prancis sudah sangat canggih, dan kedepannya dapat diterapkan di Indonesia. "Pascal bantu kita," tuturnya.
Havisman, Kabid Produksi Disbun Sumsel mengatakan dengan adanya giat ini diharapkan ditemukan solusi strategis terkait persoalan karet di Sumsel. "Karena karet menjadi sumber (pencarian) mayoritas penduduk di Sumsel," katanya.
Baik itu soal aspek budidaya tanaman, aspek benih unggul, aspek pengelolaan dan peningkatan mutu bokar karet serta lainnya. "Sehingga memberikan kontribusi (peningkatan) pendapatan dan kesejahteraan bagi petani," pungkasnya.
Sumber: