Pelafazan Kata Amin Dalam Doa, Berikut Fiqihnya, Belajar Yuk

Senin 23-01-2023,17:44 WIB
Reporter : admin oganilir.co
Editor : Daren

 

Dalam kitab at-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran, Imam an-Nawawi menukilkan empat cara baca amin, yang pertama:  “a” dibaca panjang dan tidak ada tasydid pada huruf Mim. Kedua, “a” dibaca pendek dan tidak ada tasydid pada huruf Mim. Ketiga, “a” dibaca panjang dengan imalah serta tidak ada tasydid pada huruf Mim. Yang keempat, “a” dibaca panjang dan ada tasydid pada huruf Mim.

 

Adapun tentang panjang “min”, tidak ada pembahasan, karena pasti dibaca panjang. Jika “min” dibaca pendek, maka pasti salah. Maka, mari kita lihat satu persatu dari empat cara baca ini:

 

Cara Baca Pertama

 

“A” dibaca panjang dan tidak ada tasydid pada huruf Mim. Bacaan seperti ini, amin bermakna, “Ya Allah kabulkanlah.”

 

 Dalam kitab al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab, jilid 3, halaman 327, Imam an-Nawawi berkata, bahwa cara baca amin seperti ini adalah yang paling fashih, yang paling masyhur dan yang paling baik. Demikian juga pernyataan Imam an-Nawawi dalam dalam kitab Syarh Shahih Muslim, jilid 4, hal. 91-92.

 

Dalam kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari, jilid 2, halaman 306, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani mengatakan, bahwa cara baca amin seperti ini adalah cara baca yang ada pada seluruh riwayat dari seluruh Qurra. Ada juga yang membaca “a” dengan imalah dari Imam Hamzah dan Imam al-Kisai.

 

Cara Baca Kedua

 

“A” dibaca pendek dan tidak ada tasydid pada huruf Mim. Dalam kitab Lisanul ‘Arab karangan Imam Ibnu Manzhur, pada jilid 1, hal. 166 – 167, beliau berkata bahwa amin, “a” dibaca panjang maupuan “a” dibaca pendek, keduanya artinya sama, yaitu, “Ya Allah, kabulkanlah.” Imam Ibnu Manzhur tidak mengomentari mana bahasa yang lebih fashih atau lebih masyhur.

Kategori :