Hanya di Negara ini Tidak Boleh Ada Perayaan Agama

Hanya di Negara ini Tidak Boleh Ada Perayaan Agama

Warga Korea Utara menyembah patung pemimpinnya.--

Hanya di Negara ini Tidak Boleh Ada Perayaan Agama

PYONGYANG, oganilir.co - Satu-satunya negara di dunia yang mengatur agama warganya adalah Korea Utara. Ya, Korea Utara yang dipimpin diktator juga mengatur kehidupan beragama warganya. Mereka dilarang menganut agama termasuk merayakan Natal.

Setiap 25 Desember selalu diperingati umat Kristiani sebagai Hari Raya Natal. Di Korea Utara, warganya tidak diperbolehkan merayakan hari kelahiran Yesus Kristus ini.

Korea Utara yang dipimpin Kim Jong Un paling ketat mengatur kehidupan beragama rakyatnya. Tak hanya melarang Natal, semua warga Korea Utara dilarang memeluk agama dan merayakan hari besar keagamaan apapun.

BACA JUGA:Libur Natal 2023, TWA Punti Kayu Pilihan Keluarga

Warga Korea Utara harus menjadi atheis. Jika melanggar, mereka bisa dipenjara hingga dihukum mati.

Dilansir dari CNBC Indonesia yang mengutip The Independent, seorang pembelot Korea Utara bernama Kang Jimin menceritakan bahwa dia sama sekali tidak tahu Natal saat tinggal di Pyongyang.

"Natal adalah hari kelahiran Yesus Kristus tetapi Korea Utara jelas merupakan negara komunis sehingga orang-orang tidak mengetahui siapa Yesus Kristus. Mereka tidak tahu siapa Tuhan. Keluarga Kim adalah Tuhan mereka," kata Jimin.

Anehnya, pohon yang dihiasi pernak-pernik dan lampu Natal dapat ditemukan di Pyongyang, namun pohon tersebut ada sepanjang tahun dan warga tidak menyadari konotasi perayaannya dengan hari raya umat Kristiani.

BACA JUGA:Keluarga David Becham Rayakan Natal Lebih Awal

Meski begitu, sejarah mencatat bahwa Korea Utara pernah menjadi negara Kristen sebelum Perang Korea pecah. Bahkan, banyak pendeta sebenarnya berasal dari wilayah utara Korea.

"Sekitar 60 tahun lalu, Korea Utara adalah negara yang sangat Kristen. Bahkan orang-orang menyebutnya 'Jerusalem di Timur'," kata Jimin.

Hingga saat inipun, dia meyakini, masih ada rakyat Korea Utara yang diam-diam mempraktekkan ajaran Kristiani, meskipun ada konsekuensi berat yang harus mereka tanggung jika ketahuan.

"Anda tidak bisa mengatakan bahwa Anda beragama Kristen. Jika Anda melakukannya, mereka akan membawa Anda ke kamp penjara," katanya.

Sumber: