Selain Dijamin Masuk Surga, ini Keistimewaan Lain Bilal bin Rabah
Ilustrasi.--
"Tapi, umat muslim di Madinah tengah membutuhkanmu, Bilal. Mereka mengidamkan mendengarkanmu mengumandangkan azan. Mereka rindu suaramu. Mereka rindu lantunan azanmu, wahai muadzin Rasulullah!," ata Umar.
Bagi Bilal, untuk lagi ke Madinah dan mengumandangkan azan merupakan hal yang berat baginya. Berat sebab ia jadi tidak dapat menjamin rasa rindu terhadap Rasulullah sesudah kepergian beliau.
Namun ternyata, dikisahkan, Bilal berjumpa bersama Rasulullah SAW di dalam mimpinya terhadap suatu malam. Hal ini pula yang sebabkan Bilal memastikan dirinya untuk bersiap bertolak ke Madinah, tepatnya makam Rasulullah SAW.
Di sana, Bilal berjumpa bersama cucu kesayangan Rasulullah yakni, Hasan dan Husein. Hingga kemudian, Husein bicara padanya. "Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan azan untuk kami? Kami mengidamkan mengenang kakek."
BACA JUGA:4 Nabi Dalam Islam Masih Hidup, ini Kisahnya
Umar yang berada di area yang serupa pun ikut membujuk Bilal dan menyebut bahwa para kawan dekat yang lain juga merasakan perihal yang sama. Bilal pun tersadar dan jadi inilah waktunya untuk menumpahkan rasa kerinduan terhadap Rasulullah.
Suara merdu Bilal lagi terdengar di seantero Madinah. Ketika lafaz, "Allahu Akbar," dikumandangkan oleh Bilal, seluruh Madinah mendadak senyap yang tandanya seluruh kesibukan terhenti.
Semua penduduk Madinah terperanjat dan merindukan nada yang bertahun-tahun sempat menghilang. Suara ini pula yang mengingatkan mereka terhadap sosok Rasulullah SAW dan mengulang momen kebersamaan mereka bersama beliau.
Setelah Bilal mengumandangkan lafaz, "Asyhadu anlaa ilaha illallah," seluruh warga Madinah berlarian ke arah sumber nada dan berteriak histeris. Hingga, Bilal hingga terhadap lafaz, "Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah," suaranya jadi terdengar parau.
BACA JUGA:Salat Jumat di Masjid Nurul Islam, Ada Snacknya Lho
Bilal bin Rabah terisak mengatakan nama orang yang paling dirindukannya. Ia tidak sanggup untuk melanjutkan azan terhadap lantunan lafaz tersebut. Suasana inilah yang kemudian sukses menyebabkan seluruh Madinah pecah oleh tangisan rindu terhadap Nabi Muhammad SAW.
Sumber: