Penasaran Wajah Baru Rp 1,08 Triliun Taman Mini Indonesia Indah, Konsepnya Destinasi Wisata Rakyat

Penasaran Wajah Baru Rp 1,08 Triliun Taman Mini Indonesia Indah, Konsepnya Destinasi Wisata Rakyat

Penataan kawasan TMII dilakukan Kementerian PUPR secara besar-besaran dengan mengadopsi konsep destinasi wisata rakyat yang mengedepankan suasana lebih alami dan hijau. foto: dokumen pupr--

Penataan kawasan TMII dilakukan Kementerian PUPR secara besar-besaran dengan mengadopsi konsep destinasi wisata rakyat yang mengedepankan suasana lebih alami dan hijau. 

Selanjutnya renovasi Museum Indonesia, penataan lansekap anjungan dan pedestrian, penataan outer ring (halte), area parkir, dan gedung pengelola oleh kontraktor PT Waskita Karya senilai Rp182,9 miliar.

 Penataan lansekap pulau-pulau di Danau Archipelego (promenade, pedestrian anjungan, dan amphitheater) oleh PT Brantas Abipraya senilai Rp183,6 miliar. 

BACA JUGA:Viral Mobil Tersesat di Jalan Sempit Menuju Makam Keramat Ponorogo Tiba-tiba Ada di Gunung

Renovasi Museum Theater Garuda, Museum Telkom, dan Keong Mas dengan kontraktor PT Nindya Karya senilai Rp100,9 miliar. 

Penataan lansekap pedestrian anjungan, viewing tower, Kaca Benggala, dan pembangunan community center oleh kontraktor PT Adhi Karya senilai Rp70 miliar.

Kemudian struktur parkir dengan desain elevated oleh PT Hutama Karya senilai Rp186 miliar.    

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan penataan kawasan TMII terbagi dalam 3 zona, yakni zona 1 dengan tema Indonesia Klasik 'elegan dan geometri; Zona 2 dengan tema Arsitektur Nusantara, Tradisi, dan Budaya Sulur; dan Zona 3 dengan tema Indonesia Kini Modern. 

BACA JUGA:Incar Kemenangan Ketiga, Timnas Indonesia U-20 Kembali Menghadapi Moldova 4 Oktober 2022

“Saat ini tengah dilakukan proses serah terima kelola dari Kementerian PUPR kepada Kementerian Sekretaris Negara,” kata Diana Kusumastuti.

Sementara Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan bahwa Pemerintah berharap  TMII dapat menjadi pusat kegiatan sosial budaya, termasuk rekreasi warga Jakarta dan sekitarnya, seperti layaknya GBK. 

"Kota-kota besar Indonesia membutuhkan banyak ruang terbuka publik seperti TMII dan GBK ini agar kotanya lebih hijau, nyaman dan humanis," tutup Jubir Endra. (*)

 

 

Sumber: fin