Pakar Pendidikan Dukung Digelarnya Kembali UN

Ilustrasi. --
JAKARTA, oganilir.co - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mewacanakan akan kembali melaksanakan ujian nasional (UN) pada 2026.
"InsyaAllah kalau nanti sudah masuk pada tahun ajaran berikutnya (2025/2026), skemannya seperti apa nanti kita umumkan pada waktunya. Tunggu sampai ada pengumuman resmi," kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti seperti dilansir detik.com.
Dia menyatakan, konsep baru untuk UN mendatang masih disiapkan hingga matang. Sehingga pelaksanaannya belum bisa dimulai pada 2025.
"Ujian nasional sudah siap secara konsep tetapi 2025 ini belum kita laksanakan," ujarnya.
BACA JUGA:14 Peserta Ikuti Ujian Nasional Amatir Radio
Rencana ini mendapat komentar dari berbagai pihak termasuk pakar. Salah satunya Achmad Hidayatullah, pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
UN Dapat Tingkatkan Mutu Pendidikan
Achmad memandang kebijakan UN diberlakukan kembali sebagai hal baik bagi siswa. Ia melihat masyarakat lebih yakin bahwa UN bisa meningkatkan mutu pendidikan.
UN dapat mendorong siswa menganggap bahwa semua mata pelajaran penting. Sehingga mereka bisa mengembangkan pengetahuannya.
"Hal ini cenderung mereduksi kemampuan individu untuk membentuk keyakinan bahwa ilmu pengetahuan terhubung satu sama lain yang selalu berkembang serta dinamis," ujar Dayat dikutip dari laman UM Surabaya, Jumat (3/1/2025).
BACA JUGA:Berawal dari Obrolan, Guru SMAN 1 Karanganyar Tularkan Ilmu Daur Ulang Kertas ke Banyak Sekolah
Bentuk Soal UN Perlu Dibenahi Dahulu
Lebih lanjut, Dayat berpendapat sebaiknya UN dijadikan alat ukur ketercapaian juga bukan hanya kelulusan. Perlu ada edukasi pemahaman bahwa UN bukan satu-satunya tolak ukur hasil belajar siswa.
"Ketika dijadikan alat ukur kelulusan siswa dan berlangsung tiga hari, sistem tersebut justru mendorong siswa untuk meyakini bahwa dalam belajar yang terpenting adalah hasil, sedangkan proses seperti ketekunan, rasa ingin tahu adalah nomor sekian," tutur Dayat.
Sumber: