Bahas Kelangkaan Elpiji, Prabowo Undang JK ke Istana, Mana Tim Ekonomi?

Bahas Kelangkaan Elpiji, Prabowo Undang JK ke Istana, Mana Tim Ekonomi?

Prabowo Subianto mengundang JK dalam acara makan siang membahas kelangkaan elpiji, Selasa 4 Februari 2025. foto: Biro Pers Setpres--

JAKARTA, oganilir.co - Presiden Prabowo Subianto tidak mau kelangkaan elpiji 3 kg alias elpiji melon berlarut-larut. Selain memanggil Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Gerindra itu sengaja mengundang Wakil Presiden ke-19 dan 12 Jusuf Kalla ke Istana Negara, Jakarta untuk membahas solusi kelangkaan elpiji 3 kg. 

Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu dikemas dalam acara makan siang. Sejumlah menteri turut ikut dalam pertemuan tersebut dan membahas beragam hal dari soal pertanian hingga subsidi LPG.

Mereka yang turut mendampingi pertemuan Prabowo dan JK yakni Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Mensesneg Prasetyo Hadi hingga Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya. Pertemuan itu dilakukan sambil menyantap makan siang, di Presidential Lounge, Istana Kepresidenan Jakarta.

BACA JUGA:Bagaimana Perkembangan Kasus Truk Bermuatan Elpiji Terbakar? ini Kata Polres Banyuasin

Bahlil Lahadalia mengungkap pertemuan dengan JK itu membahas sejumlah hal. JK, kata Bahlil, memberikan masukan terkait kedaulatan pangan dan energi.

"Tadi saya di dalam mendampingi Bapak Presiden dalam menerima Mantan Wakil Presiden Pak Jusuf Kalla sambil makan siang berbagai diskusi yang dilakukan untuk bagaimana menyampaikan tentang sumbang saran dalam kedaulatan pangan, Kedaulatan energi, dan juga bagaimana tentang perekonomian kita dan Alhamdulillah hasilnya bagus," kata Bahlil.

Pembahasan subsidi gas elpiji juga dibahas dalam pertemuan itu. JK, kata Bahlil, mengungkap besaran subsidi sejak eranya hingga kini tidak pernah berubah.

"Ya Pak JK ngomong tentang LPG bahwa LPG ini terjadi di saat kebijakan beliau Menjadi Wakil Presiden di tahun 2000, periode pertama. Dan sampai dengan sekarang subsidinya belum ada perubahan. Bayangkan sudah 20 tahun subsidi LPG ini belum ada perubahan di saat itu kurs dolar kata Pak JK masih Rp8 ribu, sekarang sudah Rp16 ribu. Artinya subsidi kita sekarang masih sama dengan tahun 2024 atau 2025 yang lalu," ujarnya.

BACA JUGA:Polisi Tangkap Pria di Muara Enim yang Oplos Gas Elpiji 3Kg jadi Kemasan 12Kg, Akui Belajar dari YouTube

"Nah karena itu diharapkan tujuan kita ini kan subsidi besar Rp87 triliun ini diharapkan masyarakat mendapatkan harga dengan yang semurah-murah mungkin," lanjut Bahlil.

Bahlil mengatakan dengan subsidi itu, seharusnya masyarakat bisa mendapatkan harga di bawah Rp 20 ribu. Oleh karena itulah pihaknya ingin melakukan penataan.

"Harusnya kan perhitungan kami maksimal itu di angka di bawah Rp20.000, Rp18.000 atau Rp19.000. Ada yang sekarang langka Itu beberapa bulan lalu Rp25.000 ada juga yang Rp30.000. Tidak hanya itu ada juga yang mengoplos. Ini kan sayang," ujarnya.

Bahlil mengatakan JK sepakat adanya penataan. Menurut JK, penataan itu penting dilakukan.

"Ya Pak JK menyampaikan bahwa penataan itu penting. Penataan itu penting. Sekarang gini pengecer yang tadinya pengecer kita jadikan menjadi sub pangkalan," imbuhnya.

Sumber: