KSAD Tegaskan Alasan Pembentukan Kodam-Batalion Baru
Maruli Simanjuntak. foto: jpnn.com--
JAKARTA, oganilir.co - Pekerjaan rumah (PR) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam waktu dekat adalah pembentukan Komando Daerah Militer (Kodam) dan 100 batalion infanteri.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan bahwa personel untuk ratusan batalion anyar itu tidak hanya akan dibekali dengan kemampuan persenjataan dan pertahanan, tetapi juga keterampilan lain untuk menunjang pembangunan.
Berbicara di hadapan para pemimpin redaksi media dalam acara bertitel Kartika Gathering di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2024), Maruli mengatakan saat ini masih terdapat kodam yang wilayahnya mencakup lima provinsi. Ada pula kodam yang menghadapi konektivitas antarwilayah sangat sulit, bahkan tidak ada penerbangan.
Dia mencontohkan wilayah Kalimantan. Sejak pandemi penyakit virus corona 2019 atau Covid-19, tidak ada penerbangan komersial yang langsung dari Pontianak di Kalimantan Barat (Kalbar) ke Palangka Raya ibu kota Kalimantan Tengah (Kalteng).
BACA JUGA:Sertijab KSAD, Jenderal Agus Subiyanto Serahkan Komando Kepada Maruli Simanjuntak
“Itu (dari Kalbar) kalau mau ke Kalteng harus ke Jakarta dulu,” kata abiturien Akademi Militer (Akmil) 1992 itu.
Oleh karena itu, TNI AD berencana mengatasi beragam persoalan dalam rangka pertahanan itu dengan menambah kodam. “Ini yang kami mau coba dengan kodam baru,” tutur Maruli.
Menyinggung soal rencana pembentukan 100 Batalion Teritorial Pembangunan (BTP) pada 2025 yang belakangan ini ramai diberitakan, Maruli menegaskan jumlah personel TNI AD masih sangat minim dibandingkan jumlah penduduk.
Saat ini jumlah personel TNI AD sekitar 320 ribu. “Itu untuk seluruh Indonesia,” katanya. Kalaupun penambahan 100 BTP yang masing-masing berkekuatan 1.000 personel terealisasi pada tahun ini, jumlah anggota TNI AD baru bertambah 100 ribu.
BACA JUGA:Siang ini Letjen Maruli Simanjuntak Dilantik Jokowi Jadi KSAD
“Itu masih sangat jauh (dibandingkan jumlah penduduk),” imbuhnya.
Namun, dia meyakini keberadaan kodam dan batalion baru akan menggerakkan perekonomian daerah. Dia mencontohkan satu batalion baru di sebuah kabupaten berarti akan menambah perputaran uang di daerah. Misalnya, dengan gaji rata-rata personel di batalion baru sekitar Rp5 juta, akan ada tambahan uang mengalir ke daerah sekitar Rp5 miliar per bulan.
Dengan asumsi masing-masing personel membelanjakan 40 persen dari gaji mereka di daerah, maka efek ekonominya akan sangat signifikan.
Maruli menyebut keberadaan batalion-batalion baru itu akan memunculkan berbagai kegiatan perekonomian di masyarakat, seperti warung, tukang jahit, dan usaha-usaha lainnya. “Itu sangat berpengaruh,” katanya.
Sumber: