Khawla binti Al-Azwar, Wanita Tangguh Pejuang Islam, ini Sepak Terjangnya

Ilustrasi.--
oganilir.co - Dalam sejarah Islam, tak hanya pejuang laki-laki yang mengangkat senjata melawan kaum kafir quraish. Semasa syiar Islam dikenal seorang pejuang wanita tangguh di medan perang bernama Khawla binti Al-Azwar.
Dia adalah salah satu sosok wanita tangguh dalam sejarah Islam yang namanya tercatat abadi karena keberanian dan keteguhannya. Khawla dikenal sebagai pendekar wanita yang gagah berani, serta penyair yang turut mengangkat semangat juang kaum Muslimin.
Dengan semangat membara, Khawla turun langsung ke medan perang untuk melawan pasukan Kekaisaran Bizantium pada abad ke-7. Aksinya tidak hanya membuktikan keberanian luar biasa, tetapi juga menginspirasi banyak generasi akan arti kehormatan, keberanian, dan pengabdian.
Mengenal Khawla binti Al-Azwar
BACA JUGA:Mantap Memeluk Islam, ini Penampilan Ruben Onsu Pasca-Mualaf
Dikutip dari buku Kisah Pahlawan Muslimah Dunia oleh Hafidz Muftisany, Khawla binti Al-Azwar adalah salah satu legenda wanita dalam sejarah Islam yang keberaniannya disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar seperti Umar bin Khattab RA dan Khalid bin Walid RA.
Menurut catatan sejarah, Khawla hidup pada abad ke-7 Masehi. Ia dikenal sebagai seorang wanita Muslim yang bukan hanya penyair, tetapi juga seorang pejuang tangguh dari Arab.
Ia menunjukkan kepada dunia bahwa seorang muslimah pun mampu berdiri teguh dan berani dalam menghadapi tantangan berat dalam perjuangan dakwah Islam. Sebagai putri dari suku Bani Assad, Khawla lahir di tengah komunitas yang telah memeluk Islam jauh sebelum kelahirannya.
Kisah Khawla binti Al-Azwar di Medan Perang
BACA JUGA:Keharmonisan Umat Islam di Lanzhou di Bulan Ramadan, Warga Non Muslim Kunjungi Masjid
Khawla binti Al-Azwar pertama kali dikenal sebagai pejuang tangguh pada 634 Masehi saat pengepungan Arab di Damaskus. Saat itu, saudara laki-lakinya yang terluka ditawan oleh pasukan Kekaisaran Bizantium dan Khawla, yang pada awalnya bertugas sebagai tenaga medis segera turun ke medan perang.
Sebelumnya, Khawla telah menyertai pasukan Tentara Rashidun dalam penaklukan Suriah, Yordania, dan Palestina, ia bertugas merawat tentara yang terluka dan memberikan air kepada yang sekarat. Namun, saat melihat saudaranya jatuh dan ditangkap, Khawla tak lagi bisa menahan diri.
Dengan penuh tekad, ia mengenakan zirah, menutupi wajahnya dengan cadar, dan turun langsung menyerang pasukan Bizantium untuk menyelamatkan saudaranya.
Khawla bergerak cepat menembus barisan belakang musuh dengan keberanian yang luar biasa, seolah-olah ia adalah seorang ksatria pria. Setelah beberapa saat bertempur dengan sengit, bala bantuan akhirnya datang untuk menyelamatkan saudaranya.
Sumber: