42 WNI Terjebak di Israel, ini Langkah yang Dilakukan Kemenlu RI

Rudal balistik Iran bentrokan dengan antirudal Israel pada Senin (16/6) dini hari WIB.--
TEL AVIV, oganilir.co - Di tengah peperangan Iran dengan Israel, ternyata ada 42 WNI yang terjebak di Negeri Zionis. Mereka terdampar di Tel Aviv saat melakukan ziarah keagamaan usai Bandara Ben Gurion ditutup pada Jumat (13/6/2025).
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan bahwa perwakilan diplomatik di Yordania tengah memberikan asistensi agar puluhan WNI itu bisa keluar dari Israel melalui jalan darat.
"[Para WNI itu] seharusnya keluar lewat Tel Aviv, tetapi tidak bisa karena bandara ditutup. Mereka sedang dibantu KBRI Amman untuk melintas ke Yordania," kata Judha Nugraha kepada BBC News Indonesia pada Ahad (15/6).
Kemenlu mencatat ada 187 WNI yang berada di seluruh wilayah Israel. Menurut Judha, sebagian besar dari mereka berada di Aravah di selatan Israel.
BACA JUGA:Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Ekonomi Dunia Terguncang
Pemerintah Indonesia, sambung Judha, sudah mengimbau agar para WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Israel dan Palestina, termasuk untuk kunjungan ziarah untuk menunda niat mereka.
"Sejak tahun lalu, wilayah Palestina dan Israel sudah ditetapkan Siaga 1 [level tertinggi kewaspadaan] oleh KBRI Amman," tegasnya.
Sementara di Iran, menurut Judha, KBRI Teheran sudah menetapkan status Siaga 2 sejak April 2024.
Kemenlu mencatat ada 386 WNI yang tersebar di 11 kota di Iran. Mayoritas dari jumlah tersebut berstatus sebagai pelajar di kota Qom sebanyak 258 orang.
"[Terbesar] kedua di Teheran, ada sekitar 90 WNI termasuk pelajar, pekerja migran, dan staf KBRI berikut keluarga mereka," tutur Judha.
BACA JUGA:Iran Jadi Negara Pertama di Dunia Berhasil Tembak Jatuh Jet Siluman F-35 Milik Israel
Pada Jumat (13/6), pemerintah Israel menutup bandara mereka setelah melancarkan sejumlah serangan ke Iran dalam Operasi Rising Lion yang menyasar pusat nuklir, fasilitas militer, dan area berpenduduk.
Pihak Israel mengklaim serangan pihaknya dilakukan "atas dasar keselamatan" karena Iran dituding terus mengembangkan nuklir mereka.
Iran mulai membalas serangan itu pada Jumat (13/6) malam melalui gempuran drone dan rudal balistik. Hingga berita ini diturunkan, gelombang serangan dari masing-masing negara masih terus berlangsung.
Sumber: