Kastanisasi Pendidikan, Tidak Sesuai Dengan Nilai Pancasila
Suasana Upacara di SMAN 1 Indralaya Utara --
Kastanisasi Pendidikan, Tidak Sesuai Dengan Nilai Pancasila
OGANILIR.CO- Momen memperingatan Hari Lahir Pancasila tahun 2023 ini, tentu menjadi momentum bagi dunia pendidikan saat ini dalam upaya mengantisipasi Kastanisasi Pendidikan yang terus terjadi dan berkembang.
Karena makna kastanisasi dalam dunia pendidikan, merupakan sebuah cara pengelompokan, pembagian peserta didik dalam tingkatan-tingkatan dalam kegiatan belajar mengajar.
“Dalam dunia pendidikan Kastanisasi sudah terjadi, dan ini sebaiknya dan semestinya tidak boleh adanya pengelompokan, karena akan menimbulkan sebuah kesenjangan dan diskriminatif,’’kata Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel) Drs Thohir Hamidi, M. Si, usai melaksanakan Upacara Hari Kelahiran Pancasila , 1 Juni 2023 .
BACA JUGA:Bupati Ogan Ilir Lepas Sebanyak 247 Siswa SMPN 1 Indralaya, Melanjutkan Pendidikan Berikutnya
Dikatakan Drs Thohir Hamidi, momen memperingati Hari Lahir Pancasila ini, sudah sepatutnya system Kastanisasi Pendidikan harus dihindari,’’Ini Tugas Pemerintah dan kita semua,’’katanya.
Sebab menurutnya, Kastanisasi Pendidikan, akan melahirkan pola pendidikan yang mengarah kesenjangan di dunia pendidikan, semisal siswa elite karena keberadaan orang tuanya mampu dikelompokan, atau juga pengelompokkan para siswa pintar saja, dan bentuk pengelompokan lainnya.
“Cara system Kastanisasi pendidikan saat ini sudah terjadi, ini sebenarnya sangat kurang baik, Pendidikan tidak mengenal system tersebut, karena tidak sesuai dengan norma Pancasila, yakni salah satunya Persatuan Indonesia, makanya kebersamaan,’’ujarnya.
BACA JUGA:SMAN 1 Indralaya Utara Gelar Pelepasan Peserta Didik Kelas XII
Kastanisasi Pendidikan akan melahirkan sebuah diskriminatif , pengelompokan secara berbeda-beda dan tidak adil,’’Kalau Kastanisasi ini terus berkembang, sangat kurang baik didunia pendidikan, Guru akan semakin malas dan tidak berkembang dan inovastif. Guru yang mengajar pada sekolah dengan siswanya pintar-pintar, atau orang tuanya mapan, dipastikan tidak mempunyai tantangan,’’lanjutnya.
Sebaliknya guru yang memberikan materi pembelajaran kepada siswa yang termasjinalkan akibat Kastanisasi, akan mempunyai beban lebih berat.
Masih kata Drs Thohir Hamidi, hakikat pendidikan yang terkandung dalam Pancasila, yakni bukan untuk membangun keistimewaan individu atau kelompok, akan tetapi untuk membangun rasa persatuan dan kesatuan dan solidaritas sosial.(Sid)
Sumber: