Nabi Muhammad Sakit Dua Kali

Nabi Muhammad Sakit Dua Kali

Ustaz Deni Oktama menyampaikan tausiyah pada pengajian rutin setiap Ahad Subuh di Masjid Nurul Islam, Perumahan Villa Gardena 4 Palembang, Ahad 25 Juni 2023. foto: dendi romi/oganllir.co--

Nabi Muhammad Sakit Dua Kali 

PALEMBANG, oganilir.co – Masjid Nurul Islam Perumahan Villa Gardena 4, Palembang menggelar kajian setiap ba’da Subuh Ahad. Kali ini menghadirkan ustaz Deni Oktama, Ahad 25 Juni 2023.

Dalam tausiyahnya, ustaz Deni Oktama mengatakan bahwa penyakit yang  diderita manusia itu berawal dari menurutkan nafsu makan setiap hari. Itulah makanya peyakit cepat datang. Padahal, mengajarkan, makanlah bilamana  lapar, berhentilah sebelum kenyang. Yang terjadi pada umat Islam, makan tidak akan berhenti sebelum kenyang.

“Itulah  yang salah,” kata Deni Oktama.

Sebagai manusia, lanjut Deni Oktama, makan yang dilakukan tidak menurutkan nafsu. Jangan segala jenis makanan dimakan berlebihan dan dalam jumlah banyak. Semua makanan yang berbahan dasar daging, mengandung kolesterol tinggi. Jika kolesterol dan asam  urat sudah datang, penyakit lain akan menghinggapi. Seperti jantung dan darah tinggi.

“Bukan tidak boleh makan nasi Padang, tetapi jangan  berlebihan,” imbuhnya.

BACA JUGA:Kurban 6 Sapi, Panitia Masjid Nurul Islam VG 4 Palembang Bahas Distribusi Daging

Dia mencontohkan Nabi Muhammad sakit hanya dua kali. Sakit pertama karena kena sihir dan yang kedua kena racun dari  kaum kafir quraish. Sakit karena sihir bisa sembuh dan tidak menyebabkan penyakit di kemudian hari. Namun sakit karena racun yang membuat Nabi Muhammad sakit. Ada sisa racun yang terdapat dalam tubuhnya. Sisa racun itulah yang menjadi penyakit diidap Rasulullah menjelang  kematiannya.

“Sebagai muslim, kita harus meneladani sifat-sifat rasul,” jelasnya. 

Di sisi lain, ustaz Deni Oktama memuji warga Perumahan Villa Gardena 4 Palembang yang sudah banyak mengikuti pengajian rutin setiap Ahad Subuh. Peserta pengajian sudah bertambah dari waktu ke waktu. Hanya orang  tertentu yang  diringankan langkahnya untuk datang Salat Subuh ke masjid dan mengikuti pengajian. Pahala orang yang mengikuti pengajian dan Salat Subuh di masjid sama besarnya dengan muslim yang melaksanakan ibadah haji.

"Tapi ingat, bukan berarti Salat Subuh berjemaah di masjid dan mengikuti pengajian bisa menggantikan ibadah haji," pungkasnya.

 

Sumber: