LP2M Unsri Aplikasikan Pupuk Cangkang Telur dan Feses Kambing di Pulokerto Gandus Palembang.

LP2M Unsri Aplikasikan Pupuk Cangkang Telur dan Feses Kambing di Pulokerto Gandus Palembang.

Dr Afnur Imsya dosen unsri Prodi Peternakan memberikan pembinaan pembuatan pupuk organik dari bahan baku cangkang telur--

        PALEMBANG, OGANILIR.CO.-Prodi Peternakan dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) Universitas Sriwijaya (Unsri) kembali melakukan kegiatannya. Kali ini menjadi sasarannya masyarakat petani di Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus Kota Palembang.

        “Kami melakukan aplikasi pembuatan pupuk organik dari cangkang telur  dan feses kambing dalam upaya meningkatkan nilai tambah peternakan dan pertanian pada  kelompok tani Kelurahan Pulokerto,’’kata Dr Afnur Imsya, SPt, MP, salah satu Dosen Fakultas Pertanian (FP) Unsri , Sabtu, 24 September 2022.

        Dikatakan Dr Afnur, kegiatan LP2M yang berlangsung 24 September 2022 ini , melibatkan empat  dosen lainnya, yakni Dr Riswandi  SPt, MSi, Prof Yuanita Windusari, SSi, MSi, dan Hikayati , SKep, MKes

        “Di Kelurahan Pulokerto ada sekitar 10 kelompok tani, dalam kegiatan yang kami laksanakan lebih kepada kelompok tani para kaum hawa ,’’terang Dr Afnur.

Apalagi katanya, di Kelurahan Pulokerto, masyarakatnya kebanyakan  sebagai petani dengan peternakan yang menjadi usaha sampingan,”Untuk  meningkatkan nilai tambah dibidang pertanian dan peternakan maka perlu dilakukan integrasi pemanfaatan limbah perternakan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan produk pertanian, salah satunya dengan pembuatan pupuk dari cangkang telur ayam dan feses kambing,’’lanjutnya .

Dijelaskan Dr Afnur, dalam proses pembuatan pupuk organik dari cangkang telur, tidak terlalu sulit, bahkan mudah diserap dan di praktikan oleh masyarakat,’’Untuk bahannya cangkang telur, gula merah, air, EM4, gentong, wajan untuk mengsangrai, kompor,  alat penghalus dan botol kemasan,’’katanya .

Prosesnya, cangkang telur dibersihkan dengan cara dicuci terlebih dahulu dan dijemur hingga kering. Selanjutnya, cangkang telur disangrai agar kering sempurna. Cangkang telur yang telah kering dihaluskan dengan menggunakan alat penghalus. Kemudian cangkang telur yang sudah halus diayak, ditimbang sebanyak 1 kg, dan dimasukkan ke dalam gentong.

Kemudian gula merah dilarutkan dengan air panas sebanyak 50 mL dan dimasukkan ke dalam baskom. EM4 ditambahkan air dengan perbandingan 1:9  atau EM4 sebanyak 50 mL dan air sebanyak 450 mL. Larutan EM4 dimasukkan ke dalam baskom. Semua bahan yang ada di dalam baskom diaduk hingga homogen.

Lalu larutan dimasukkan kedalam botol dan ditutup rapat, lalu difermentasi hingga 10 hari pada suhu 40oC.” Setelah 10 hari, pupuk organik cair dimasukkan ke dalam botol kemasan,’’kata Dr Afnur.

Sedangkan untuk proses pembuatan pupuk organik dari Feses Kambing lanjut Dr Afnur,  alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti ember, cangkul, terpal,  feses kambing (10) kg, 5 persen abu/ sekam/bekas gergajian, 5 persen kapur pertanian atau dolomit dan 4 botol EM4.

Untuk pembuatan pupuk organik dari feses kambing yakni  dengan menghancurkan  kotoran kambing menggunakan mesin atau campurkan bersama pupuk urea. Lalu menyiapkan lahan untuk mengolah pupuk yang bebas dari genangan air dan terpaan hujan.

“Kemudian dibuat lapisan-lapisan bahan pembuatan pupuk padat dengan mencampur kotoran kambing bersama kapur pertanian, sekam, atau bekas gergajian hingga ketebalannya mencapai 20-30 cm,’’tuturnya.

Selanjutnya, ember yang sudah diisi dengan bakteri EM4 sesuai dosis dan beri air secukupnya. Siram larutan EM4 tersebut pada campuran kotoran kambing yang sudah dibuat dengan kadar mencapai 40 Persen.”Jika kamu meremas segenggam kotoran dan tidak ada air yang menetes, artinya komposisi air sudah pas,’’kata dr Afnur sambil mencontohkan.

Proses selanjutnya, lakukan pada arah sebaliknya, buatlah gunungan selebar terpal penutup yang telah disiapkan. Lalu tutup timbunan dengan terpal dan berikan beban di setiap sisinya agar tidak terhempas oleh angin.

“Diamkan gunungan calon pupuk kandang tersebut selama 1 minggu dan buka terpalnya agar bakal pupuk melalui proses airasi pada pengomposannya. Jika hawa panas keluar dari timbunan, hal tersebut menandakan bahwa proses pengomposan sukses. Untuk menghilangkan aroma amoniak agar segera bisa digunakan, diamkan selama 3 minggu agar kotoran kambing terkena angin,’’tutup Dr Afnur.

Basirun SP, salah satu RT di Kelurahan Pulokerto mengatakan, kegiatan Prodi Peternakan dan LP2M Unsri yang dilaksanakan pada kelompok tani wanita Pulokerto mengenai cara membuat pupuk kandang organik dari cangkang telur dan feses kambing, sangat membantu masyarakat.

“Semoga kegiatan yang dilaksanakan oleh para Dosen Unsri ini, bisa memberikan manfaat bagi masyarakat petani dalam meningkatkan nilai tambah untuk kehidupan sehari-hari,’’harapnya (sid)

Sumber: