Buka Dikit, Cukup untuk Siswa dan Guru SMKN 3 Kayuagung Masuk Sekolah, Tidak Manjat Pagar Lagi

Buka Dikit, Cukup untuk Siswa dan Guru SMKN 3 Kayuagung Masuk Sekolah, Tidak Manjat Pagar Lagi

Siswa terlihat melintasi gerbang yang dibuka sedikit untuk masuk ke SMKN 3 Kayuagung. foto: niskiah/oganilir.co. --

KAYUAGUNG, OGANILIR.CO - Gerbang sekolah  SMK Negeri 3 KAYUAGUNG, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan sempat ditutup pihak keluarga ahli waris H Jalil bin Dirga Dekana karena ada sengketa.

Nah, update terbaru, sekolah itu sudah dibuka gerbangnya untuk siswa dan guru beraktivitas. Tapi hanya sedikit. Cukup untuk satu orang lewat sekali jalan.

Kejadian penutupan ini sempat viral di media sosial. Guru dan siswa bahkan harus melompat pagar sekolah untuk menuju sekolah mereka, begitu juga saat pulang.

Siswa dan guru SMK Negeri 3 Kayuagung hari ini terpantau sudah bisa lewat. Meskipun akses gerbang dibuka dengan ukuran kecil saja, Senin, 26 September 2022.

BACA JUGA:Misteri Hilangnya Mahasiswa di Bukit Popalia, Hammock Masih Tergantung, Sisa Pembakaran dan Nasi

Penutupan gerbang sekolah itu bermula dari sengketa lahan di kawasan hutan kota Kayu Agung antara Pihak keluarga ahli waris H Jalil bin Dirga Dekana.

Pantauan di lokasi, gerbang sekolah tidak dibuka sepenuhnya. Hanya membuka sedikit akses jalan sehingga para guru dan siswa bisa lewat saja. 

Nampak gerbang sekolah diblokir atau ditutup menggunakan seng 7 kaki dan ranting pohon, Sementara itu, di bagian depan terdapat tulisan:

'Mohon Maaf kepada warga masyarakat aparat penegak hukum dan pihak berwenang, kami memagar seluruh tanah milik H Jalil harap maklum dan terima kasih."

BACA JUGA:Borneo FC Pecat Milomir Seslija, Pakai Istilah Diistirahatkan, Tetap Digaji Sampai Akhir Musim

Salah satu Guru SMKN 3 Kayuagung, yang namanya tidak mau disebutkan mengungkapkan pada Jumat 23 September 2022 pagi bisa lewat dari depan, karena jalan masuk menuju sekolah diberi ruang untuk lewat walaupun cukup untuk tubuh saja.

"Tidak mengetahui pasti kapan permasalahan ini akan selesai. Meski terjadi penyegelan tersebut, kegiatan belajar mengajar tetap seperti biasa. Ya seperti waktu itu lompat pagar, karena belum dibuka," ungkapnya. 

Dikatakannya, kemungkinan ahli waris merasa tidak puas dengan kebijakan pemerintah daerah, makanya mereka segel. sampai saat ini belum juga ada tanggapan atau kepastian dari pihak pemerintah. Padahal sudah pernah dilakukan rapat koordinasi di sekolah beberapa waktu yang lalu. 

"Kalau kami hanya bisa menunggu, karena kami ini hanya menumpang saja, karena semangat para siswa untuk masuk ke dalam sekolah, kami para guru juga ikut semangat juga dalam aktifitas mengajar," jelasnya. 

Sumber: