Duka Tragedi Kanjuruhan Sebelum Kick off Espanyol vs Valencia, Satu Menit Penghormatan Ratusan Korban
Duka tragedi Kanjuruhan sebelum kick off Espanyol vs Valencia, satu menit penghormatan ratusan korban kanjuruhan. Para pemain, wasit dan penonton di Stadion Cornella-El Prat. foto: tangkapan layar Twitter/oganilir.co.--
BACA JUGA:Misteri Tenda Kuning di Bukit Kaba, Hayo Siapa yang Punya? Sudah 5 Hari Tanpa Penghuni di Atas Sana
“Dunia sepak bola terkejut menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Infantino, dikutip Pojoksatu.id di laman resmi FIFA, Minggu (2/10) sore WIB.
Pria kelahiran Swiss berkebangsaan Italia itu menyebut seluruh insan sepak bola dunia berduka atas meninggalnya ratusan orang saat Stadion Kanjuruhan rusuh, Sabtu malam.
“Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman,” ujarnya.
“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.”
BACA JUGA:Misteri Tenda Kuning di Bukit Kaba, Hayo Siapa yang Punya? Sudah 5 Hari Tanpa Penghuni di Atas Sana
“Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban jiwa dan terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini,” tutupnya.
Seperti diketahui, kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga bertajuk Derbi Jatim antara Arema FC vs Persebaya yang berakhir 3-2 untuk Bajul Ijo, berakhir rusuh.
Ribuan suporter Arema atau yang dikenal dengan Aremania merangsek masuk ke lapangan merusak fasilitas stadion karena tidak terima tim favoritnya kalah.
Sejurus kemudian pihak keamanan yang bertugas di Kanjuruhan menghalau massa dengan tembakan gas air mata.
BACA JUGA:Kabar Duka Disampaikan Gading Marten, Ibunda Tersayang Pergi untuk Selamanya
Sialnya, tembakan gas air mata itu tak hanya mengarah ke kerumunan massa di lapangan tapi juga ke arah tribun penonton.
Situasi itu membuat para penonton berusaha keluar dari stadion secepat mungkin, sehingga saling berdesakan di pintu keluar.
Kabarnya, mereka yang meninggal sebagian besar karena kesulitan bernafas dan terinjak-injak.
Pada saat Kanjuruhan rusuh, pemain dan ofisial kedua tim yang bertanding sudah keluar lapangan. Bahkan pemain Persebaya sudah dievakuasi keluar stadion menggunakan Barracuda.
Sumber: pojosatu